KALAMANTHANA, Pangkalan Bun – Bupati Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Nurhidayah, meminta perusahaan besar swasta (PBS) yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit segera membangun plasma.
Permintaan itu disampaikan Nurhidayah saat menerima sejumlah perusahaan sawit di Pangkalan Bun. Dia minta pembangunan plasma itu minimal untuk masyarakat calon petani atau 60 persen masyarakat sekitar perusahaan.
“Plasma ini sifatnya wajib bagi kebun yang dibangun mulai tahun 2007,” kata bupati perempuan pertama di Kalimantan Tengah itu.
Pemkab Kobar sendiri mengapresiasi sejumlah aktivitas yang dilakukan PBS dalam mendorong, bahkan berperan, dalam membangun kabupaten di sebelah barat Kalimantan Tengah itu. Salah satunya adalah konsorsium PBS yang telah membuka jalan di Kecamatan Arut Utara dan Kumai.
Dalam mendukung pembangunan Kobar, partisipasi PBS diharapkan bisa melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dia minta CSR memasukkan program pendidikan berupa penyediaan meubeler yang 35 persen belum terpenuhi.
“Kami pun minta di bidang lingkungan hidup berupa pengadaan tong sampah sebanyak 5.000 unit,” katanya. Untuk ini, Korindo sudah menyanggupi menyediakan 1.000 unit. Sedangkan di bidang pariwisata dibutuhkan gerobak 2.000 unit.
Sementara itu perwakilan PBS dari Grup Astra menyanggupi program CSR dalam hal plasma. Mereka pun meminta bantuan pemda untuk melakukan verifikasi calon petani.
Perwakilan BGA Grup, Jauhari, menyatakan pihaknya telah membangun plasma di Kotawaringin Lama dan Kumai. Kendala yang dihadapi adalah banyak calon petani yang bukan warga sekitar dan terindikasi diperjualbelikan.
Sementara perwakilan CBI Grup bidang pendidikan menyebutkan anak sekolah cenderung meningkat dari masyarakat sekitar. Justru sekolah di desa menjadi berkurang. “Kami siap mendukung program Pemkab Kobar,” katanya.
Secara umum semua PBS mendukung program pemerintah dan dapat bersinergi dengan perusahaan. (tnm)