KALAMANTHANA, Sampit – Larangan ekspor rotan mentah oleh pemerintah membuat petani Kotawaringin Timur tak tahan lagi hidup dalam himpitan kesulitan ekonomi. Mereka pun merencanakan aksi demo yang diikuti sekitar 1.000 petani.
Ketua Asosiasi Petani Rotan Kotawaringin Timur Dadang Siswanto memastikan 1.000 petani rotan dari beberapa desa dan kecamatan akan memadati kantor DPRD dan Pemkab setempat.
Kapan aksi demo itu akan berlangsung? Dadang belum bisa memastikannya. Katanya, masih dalam pembahasan internal pihaknya. Namun dia memastikan demo akan berlangsung dalam waktu dekat ini.
“Jadwal demo masih belum klir, kami bahas bersama anggota lainnya. Kebetulan kami juga masih sibuk pengurusan caleg, tapi aksi pasti akan kita lakukan dalam waktu dekat ini,” ungkap Dadang.
Dadang yang tak lain adalah Ketua Bapemperda DPRD Kotim ini juga sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah sebelumnya. Sempat ada tanggapan baik dari Bupati Kotim, namun hal ini tidak akan melunturkan tekad para petani untuk menuntut keadilan terhadap aturan larangan ekspor rotan oleh kementerian ini.
“Kami berharap respon positif dari pemerintah. Kami juga minta pihak DPRD Kotim yang membidangi ini untuk memberikan supportnya kepada nasib petani rotan kita,” urainya.
Menurut Dadang, selama ini nilai jual rotan terus menurun pasca larangan ekspor dari pemerintah pusat. Bahkan nasib petani rotan di Kotim sendiri sejauh ini sulit untuk bertahan ditambah merosotnya nilai ekonomi tersebut.”Kalau berharap seperti dulu hanya satu profesi saja untuk bertahan hidup pun sulit. Ini yang kami khawatirkan. Kita ketahui rotan merupakan salah satu mata penceharian unggulan masyarakat lokal di Kotim ini,” tegasnya. (zig)
Discussion about this post