KALAMANTHANA, Muara Teweh – Ada buntut dari kegiatan cipta kondisi alias cipkon yang dilakukan aparat Polres Barito Utara, Kalimantan Tengah di hotel Armani, Sabtu malam. Seorang gadis cantik Ely Rahmah, warga Jalan Pangeran Antasari, Muara Teweh ini datang menyampaikan keberatan ke kantor PWI Barut, Senin (3/9/2018) siang.
Apa keberatannya? Ely merasa keberatan lantaran fotonya memakai baju pink saat dirazia polisi justru menimbulkan berbagai asumsi, terutama seolah-olah dirinya sedang berada di dalam kamar. Padahal razia berlangsung di cafe dan dia juga membawa identitas yang jelas berupa KTP.
“Saya baru datang ke cafe, pas sekitar lima menit razia berlangsung, lampu tiba-tiba hidup. Saya sudah hendak turun waktu itu. Saya dicegat dan diminta tanda pengenal oleh polisi. Saya tunjukkan identitas dan tidak diapa-apakan. Saya pastikan saya tidak melanggar aturan apa pun, apalagi dirazia di dalam kamar,” ujarnya di hadapan wartawan.
Ely mengaku sangat terkejut dan merasa terpojok, sewaktu teman-temannya memberitahukan dirinya masuk dalam foto di media massa, saat berlangsung razia di hotel Armani. “Saya minta klarifikasi, foto itu bukan di dalam kamar dan saya tidak pernah kena razia, karena kalau ke Armani kami memang punya teman yang bekerja di manajemen hotel itu,” sebutnya.
Seperti diberitakan lima penikmat dugem di hotel Armani, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, terpaksa dibawa ke mapolres setempat untuk diperiksa, karena saat polisi melaksanakan kegiatan cipta kondisi kamtibmas, mereka tidak bisa menunjukkan identitas, Sabtu (1/9) malam.
Aparat polisi datang ke hotel Armani sekitar pukul 23. 00 WIB. Mereka langsung memeriksa identitas atau tanda pengenal pengunjung hiburan malam di cafe, ruang karaoke, dan kamar. Ternyata lima orang, yakni AM, DS, WS, KN, dan NO tidak dapat menunjukkan identitas diri, sehingga dibawa ke Mapolres Barut.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Barut AKP Samsul Bahri mengatakan, lima orang tanpa identitas itu ditemukan masing-masing dua di cafe, dua di karaoke room, dan satu di kamar. “Berhubung tidak dapat memperlihatkan kartu identitas, mereka dibawa ke mapolres untuk didata dan diberikan pengarahan,” ujarnya, Minggu (2/9/2018). (mel)
Discussion about this post