KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Tim Arkeolog dari Balai Arkeologi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Provinsi Kalimantan Tengah kembali melakukan penelitian peninggalan situs Kuta Kerajaan Bataguh yang berlokasi di Handil Alai, Kelurahan Pulau Kupang, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas.
Tim Arkeolog yang dipimpin Sunarningsih peniliti dari Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, bersama dengan sejumlah rekannya dan dibantu warga setempat melakukan ekskavasi (penggalian) di lokasi yang konon dulu berdiri sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang raja perempuan yang cantik jelita bernamakan Nyai Undang.
Menurut Sunarningsih jika melihat dari luasan lokasi situs Kuta Kerajaan Bataguh, tokoh Nyai Undang merupakan penguasa besar yang mana luasan pagar bentengnya saja mencapai 3 kilometer.
“Kalau melihat dari luasannya (situs Kuta Kerajaan Bataguh) ini merupakan penguasa besar. Kalau dibandingkan dengan kuta yang lain yang sudah kami teliti seperti di Kabupaten Gunung Mas, luasannya kecil-kecil dan bentuknya kotak. Tapi kalau yang disini luas sekali dan dilihat dari citra satelit bentuknya bulat,” kata Asih panggilan akrabnya kepada KALAMANTHANA di lokasi situ Kuta Kerajaan Bataguh, belum lama ini.
Ia mengungkapkan, bahwa pihaknya telah menyusuri titik-titik benteng Kerajaan Bataguh dan meneliti sejumlah artepak yang ditemukan oleh masyarakat setempat seperti alat kayu pemintal, manik-manik dan logam. Termasuk temuan artepak kayu ulin yang digali oleh tim arkelog sendiri. Kayu ulin tersebut usianya diperkirakan 700 tahun masehi.
“Kami juga sudah menyusuri anak sungai, karena kalau di study kuta biasanya dalam sebuah areal itu dibagi, atau pembagian wilayah itu ada misalnya tempat memasak untuk pejabatnya dan rakyatnya. Jadi, itu sebenarnya yang ingin kami ketahui,” ungkap Asih.
Lantas, apa saja kendala tim dalam melakukan penelitian peninggalan situs bersejarah ini ? Menurut Asih, kendalanya cukup banyak, disamping vegetasi yang lebat, sisa tiang bangunan situs kerajaan ini juga tidak kelihatan. “Jadi, kami harus menelusuri satu persatu,” jelasnya. (is)
Discussion about this post