KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) klinis penyakit campak dan rubella di daerah setempat.
Lantas, apa saja langkah penangulangan yang dilakukan Dinkes Kapuas ? Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kapuas, dr Tri Utami, mengatakan, selain mengobati penderita, pihaknya juga melakukan pemberian imunisasi respon KLB (ORI).
“Kemudian kita juga melakukan penyuluhan di masyarakat dan melakukan survey kasus-kasus baru,” katanya kepada wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Jalan Tambun Bungai Kuala Kapuas.
Tri juga mengungkapkan bahwa criteria penetapan status kejadian luar biasa klinis penyakit campak dan rubella oleh Dinkes Kapuas sudah sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
“Criterianya minimal ada 5 kasus campak klinis (meskipun belum diuji lab sampel darah) dan mengelompok, dimana dalam 4 minggu saja sudah 5 mengelompok dan ada bukti penularan diantara mereka, sehingga itu sudah menjadi syarat untuk penetapan KLB,” ujarnya.
Penetapan status KLB ini, sambung Tri, juga untuk respon pihaknya agar lebih giat lagi menangulangi penyakit campak dan rubella di daerah setempat. Adapun ciri dari campak dan rubella ini secara awam memang agak sulit dibedakan karena mirip penyakit kerungut.
“Ini sering dianggap penyakit yang sepele oleh masyarakat, gejala kedua penyakit ini hampir sama yang didahului dengan demam, batuk, pilek dan mata merah serta muncul ruam-ruam merah. Ini disebabkan oleh virus dan sangat mudah menular hanya lewat udara percikan bersin dan batuk,” ungkapnya.
“Kalau anak dan orang dewasa yang belum diimunisasi MR, terutama anak-anak, dampak campak ini cukup berat dan bisa menyebabkan kejang-kejang karena ada peradangan di otak dan radang paru sehingga bisa membuat penderitanya meninggal dunia, bisa membuat kebutaan dan gizi buruk,” tambah Tri.
Sedangkan kalau anak yang sudah diimunisasi, menurutnya juga dapat terserang penyakit ini, cuma ringan, tidak sampai ada komplikasi berat. “Tapi kalau rubella bagi anak-anak kita tidak terlalu berat efeknya, cuma kalau virus rubella kena ibu hamil muda maka virus itu akan membuat keguguran atau kalau anaknya lahir akan mengalami cacat yang begitu berat,” pungkas Tri Utami. (is)