KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Sebanyak 2.722 bayi dua tahun di 4 kecamatan 10 desa di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, terpapar stunting atau yang lebih dikenal gagal tumbuh akibat kekurangan gizi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Barito Timur, Dewi dalam pertemuan promosi dan Komunikasi Edukasi dan Informasi (KIE) 1.000 hari pertama kehidupan melalui pengembangan media KIE penyiapan generasi emas sesuai dengan kearifan lokal, Rabu (12/9).
Kegiatan berlangsung selama satu hari ini dihadiri oleh camat, kepala desa, budayawan serta kader-kader yang wilayahnya masuk ke dalam lokasi program penanggulangan stunting.
Dewi menambahkan dalam rangka penurunan angka stunting, DPPKB Barito Timur berperan untuk memberikan KIE tentang pencegahan dan penanggulangan stunting sampai ke masyarakat paling bawah, sehingga kedepan anak-anak akan tumbuh dan berkembang dengan sehat, karena anak adalah aset masa depan.
Asisten II Setda Barito Timur, Yuliantara menyebutkan penting upaya peningkatan promotif dan preventif dalam rangka perbaikan gizi, yaitu melalui optimalisasi pengasuhan 1000 HPK dengan memastikan pemenuhan gizi ibu dan bayi selama masa kehamilan, hingga anak menginjak usia 2 tahun. Jika tidak terpenuhi maka akan mengalami maslah gizi tersebut.
“Saya mengajak semua pihak, baik SOPD terkait, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi profesi, Ormas, PKK, bahkan seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam nendukung upaya peningkatan kualitas SDM di Bartim yang kita cintai,” pungkas Yuliantara. (tva)
Discussion about this post