KALAMANTHANA, Jakarta – Aparat kepolisian mengamankan empat orang terkait dugaan penyebaran video hoaks rusuh di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Salah satunya ternyata diciduk di Samarinda, Kalimantan Timur.
Adalah Nug, pemilik akun Facebook Nugra Ze yang diamankan polisi. Dia ditangkap di Samarinda pada Minggu (16/9) dinihari karena dugaan menyebarkan hoaks alias kabar bohong.
“Karena telah menyiarkan berita bohong, tidak pasti, atau berkelbihan tentang unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung MK, yang diperoleh tersangka dari grup Whatsapp KA KAMMI, dan tanpa mengetahui kejadian sebenarnya, langsung diposting di FC milik tersangka,” ujar Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Brigjen Rachmad Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/9/2018).
Postingan Nug tersebut dikomentari sebanyak 97 kali dan dibagikan ulang sebanyak 30 ribu kali.
Tak jelas, apakah Nug seorang anggota ormas FPI. Yang jelas, sebelumnya untuk perkara yang sama, aparat Polri mengamankan SAA yang merupakan anggota ormas tersebut.
Secara keseluruhan, polisi mengamankan empat orang dalam perkara dugaan penyebaran hoaks ini. Selain SAA dan Nug, polisi juga mengamankan Gun di Bandung dan Yus di Cianjur.
“Diamankan tersangka atas nama Gun yang menggunakan akun Facebook atas nama Wawan Gunawan,” kata Rachmad.
Gun ditangkap sebelum polisi menangkap SAA. Gun diamankan di Bandung pada Sabtu (15/9) pukul 15.15 WIB. Rahmad menyebutkan Gun diduga mendapat informasi tentang kerusuhan di MK dari sebuah grup Whatsapp.
Postingan Gun di akun Facebook itu mendapat 312 komentar dan dibagikan ulang sebanyak 5.400 kali. Jumlah pertemanan di akun tersebut sebanyak 2.138 akun.
Selanjutnya polisi menangkap SAA, seorang anggota FPI pada malam hari. Keesokannya, polisi mengamankan Yus di Cianjur, Jawa Barat pada Minggu (16/9) pukul 02.27 WIB. Yus diduga menggunakan akun Facebook atas nama DOI untuk menyiarkan berita tersebut.
Video hoaks tersebut sempat beredar di media sosial hingga WhatsApp Group pada Jumat (14/9). Di hari yang sama Polri dan TNI melakukan simulasi pengamanan gedung MK menjelang Pemilu 2019. Polri menyebut kegiatan simulasi itu ‘digoreng’ di media sosial menjadi seakan-akan ada demo ricuh di sekitar MK dan Istana Presiden. (ik)
Discussion about this post