KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kasus pembunuhan karyawan PT AGU Dominikus Jehatu atau Domi (34), istrinya Meliana Minur atau Imel (20, bukan 24 tahun), dan putranya Apriliano (4 bulan) masih diselimuti misteri. Nyaris seminggu berlalu, belum ada satu pun dari 35 saksi yang telah diperiksa bisa memberi petunjuk ke arah siapa sebenarnya pembunuh sadis di Camp Hajak C, Kecamatan Teweh Baru.
Kesulitan polisi mengungkap secara cepat dan tepat kasus ini, antara lain karena keterangan saksi, terutama para tetangga barak mengenai aktivitas Domi dan keluarganya pada Selasa (11/9), khususnya pada pukul antara 18.00 WIB sampai dengan pukul 23.30 WIB sangat minim.
Aktivitas para korban selama rentang 6,5 jam itu sangatlah krusial. Berbagai pertanyaan lalu menyembul ke permukaan. Apakah ada tamu yang datang pada rentang waktu tersebut? Apakah mereka bertiga sempat keluar rumah pada hari itu? Apakah hanya Domi yang keluar rumah pada hari itu? Kapan pembunuh datang menghabisi nyawa Domi dan keluarganya ? Apakah anak dan istrinya lebih dahulu dihabisi, baru kemudian pembunuh menunggu Domi datang? Apakah jumlah pembunuh satu orang atau lebih ?
Aktivitas selama pukul 18.00-23.30 WIB di kopel nomor 6 itu penting diketahui polisi, sebab, pada pukul 23.30 barulah tetangga barak, bernama Thomas dan Juliyanto mengetahui tiga penghuni kopel nomor 6 tewas yang didahului dengan melihat asap dan mendengar bunyi berisik dari plafon di kopel itu.
Sedangkan beberapa saksi lain yang sudah dipanggil polisi, mengaku terakhir kali melihat Domi melintas dengan kendaraannya di sekitar Hajak sampai masuk ke camp pada Selasa (11/9) sekitar pukul 17.00 WIB. Korban disebut berkendaraan seorang diri dan memakai baju kaos warna merah berkrah.
Mengenai saksi yang melihat korban melintas dengan sepeda motor dari Muara Teweh menuju Hajak pada Selasa (11/9) sore, Kepala Satuan Reskrim Polres Barut AKP Syamsul Bahri mengatakan, ada beberapa saksi yang mengatakan melihat Domi, tetapi polisi perlu memastikan pernyataan itu secara tertulis. “Itu perlu kita pastikan, karena mereka cuma melihat tidak ada yang menyapa atau sampai bercakap-cakap. Jangan sampai salah orang,” ujarnya di hadapan wartawan, Selasa (18/9/2018).
Syamsul mengakui, salah satu kendala dalam penyelidikan kasus pembunuhan Domi dan keluarganya, karena pada intinya dari petunjuk yang ada belum mengarah kepada siapa pelaku pembunuhan. Keterangan para tetangga barak, tak satupun yang mengetahui aktivitas keluarga korban pada Selasa itu.
“Saksi para tetangga tidak mengetahui apakah ada aktivitas pada hari tersebut, padahal barak mereka berdempetan. Apalagi dilihat dari luka-luka pada korban, kemungkinan ada perlawanan. Kalau ada perlawanan, kan ada suara. Tetaapi para saksi mengaku tidak mendengar apalagi melihat. Termasuk tidak melihat ada orang yang datang ke barak korban pada hari itu,” ucap Syamsul.(mel)
Discussion about this post