KALAMANTHANA, Makassar – Sungguh terlalu. Gempa dan tsunami yang menewaskan lebih dari 2 ribu orang dan membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal di Palu, Donggala, dan Sigi di Sulawesi Tengah, malah dijadikan pihak tertentu menjadi ajang penipuan untuk menangguk keuntungan. Bagaimana bisa?
Mereka menggunakan rekening donasi, menampung sumbangan. Rekening bantuan ini abal-abal, sebab bantuan yang tertampung bukan disalurkan kepada para korban, melainkan diduga disalahgunakan.
Untungnya, kasus ini cepat terbongkar. Aparat Satuan Reskrim Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan berhasil mengungkapnya. Laman Sure (41), pelakunya pun ditangkap.
“Patroli cyber mendapat banyak laporan modus melalui SMS meminta bantuan dana melalui rekening bagi keluarga korban ditimpa gempa di Palu dan Donggala Sulteng, lalu tim menelusuri hingga menangkap pelaku,” kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Wirdhanto Hadicaksono di Makassar, Kamis (11/10/2018).
Pelaku tersebut memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menipu calon korbannya. Polisi menyita perlengkapan dari pelaku masing-masing laptop, satu tablet, tujuh ponsel, 13 modem internet serta puluhan sim card provider yang diganti-ganti untuk menipu korbannya.
Pengungkapan kasus ini berawal maraknya informasi tentang permintaan sumbangan, baik melalui pesan pendek (SMS) dan situs abal-abal online dengan pesan “Tolong Bantu Keluarga Kami Korban Bencana Tsunami Donggala”.
Pesan itu juga mengarahkan calon korban mentransfer dana melalui nomor rekening atas nama Ristianti beralamat di Palu dan Donggala. Setelah dicek rekening tersebut aktif, namun dananya sudah habis. Tersangka, informasinya, sempat mengambil uang senilai Rp10 juta dari rekening tersebut.
Modus operandinya dengan menggunakan aplikasi SMS Caster atau pesan berantai secara acak dengan menyasar nomor-nomor ponsel yang masih aktif agar memudahkan menjalankan penipuannya.
“Aplikasi ini ditujukan kepada banyaknya nomor handphone secara acak, menggunakan modem internet untuk menyebarkan lebih luas ke banyak orang,” ungkap Wirdhanto. (ik)
Discussion about this post