KALAMANTHANA, Palangka Raya – Rokok kretek filter, komoditas tertinggi pemicu terjadinya inflasi pada November 2018 di Palangka Raya, sebesar 0,10 persen. Kemudian disusul bawang merah, ikan tongkol dan bahan bakar rumah tangga, masing-masing 0,04 persen dan rokok kretek 0,03 persen.
“Inflasi di Palangka Raya didominasi oleh kenaikan indeks harga kelompok kesehatan 0,79 persen serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,70 persen,”kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Yomin Tofri di Palangka Raya, Senin (3/12/2018).
Selama November 2018, Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,02 persen atau mengalami kenaikan indeks harga dari 130,46 di Oktober 2018 menjadi 130,48 pada November 2018.
Untuk laju inflasi tahun kalender sebesar 2,59 persen dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok sandang sebesar 3,77 persen dan kesehatan 3,56 persen.
Sementara itu, inflasi tahun ke tahun sebesar 3,28 persen yang merupakan dampak dari lonjakan kenaikan indeks harga kelompok sandang sebesar 5,04 persen dan bahan makanan 4,84 persen.
Namun begitu, di Palangka Raya mengalami inflasi secara konsisten setiap bulan yakni September 2018 sebesar 0,02 persen, Oktober 2018, 0,21 persen dan November sebesar 0,02 persen.
Dari sembilan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di wilayah Kalimantan selama November 2018, lima kota mengalami inflasi. Tertinggi di Tarakan sebesar 0,76 persen sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Singkawang sebesar 0,35 persen.
Kemudian indeks harga yang cukup tinggi terjadi di Tarakan sebesar 145,08 persen dan Pontianak sebesar 143,74 persen. Sementara itu, indeks harga di Palangka Raya sebesar 130,48 persen, masih merupakan yang paling rendah dibandingkan kota lainnya. (tva)
Discussion about this post