KALAMANTHANA, Muara Teweh – 35 pedagang pakaian, kelontongan, dan aksesoris asal Pasar Pendopo, Muara Teweh, datang ke gedung DPRD Barito Utara, Kalimantan Tengah, kemarin. Mereka meminta ketegasan pemerintah menata pasar sementara, semua berlokasi di Lapangan Hijau atau sekitar areal water front city (WFC).
Seorang pedagang, Pandi, mengatakan 35 pedagang minta dipindahkan ke depan lokasi Water Front City (WFC), tepat di belakang bangunan pedagang sembako. “Kami berharap pemerintah menertibkan kios-kios besar, sehingga sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Jadi kami bisa membangun kios sendiri dan berjualan di situ,” ujarnya.
Pedagang lain bernama Burhanudin, mengaku, selama sebulan berjualan di pasar sementara, Lapangan Hijau, sepi pengunjung. “Kita tidak menolak dipindahkan, tetapi meminta semua pedagang yang namanya terdaftar di pasar sementara harus berjualan di Lapangan Hijau,” katanya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Barut, Hajrannor, mengatakan masalah di kawasan parkir menyangkut 105 pedagang, bukan hanya 35 orang. Lapangan hijau takkan cukup menampung 300 pedagang. “Lokasi pasar sementara di Lapangan Hijau relatif cukup untuk mengakomodir para pedagang sesuai dengan zonasi. Kalau ingin dipindahkan ke sekitar WFC, keputusan di tangan bupati. Kami hanya pelaksana sesuai dengan apa yang ditugaskan,” sebutnya.
Rapat dengar pendapat yang juga dihadiri Ketua DPRD Barut Set Enus YM, akhirnya menyimpulkan, pemerintah kabupaten diharapkan mengakomodir pedagang bekas Pasar Pendopo, sehingga bisa dipindahkan ke Lapangan Hijau atau difokuskan di areal WFC.(mel)
Discussion about this post