KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Polemik antara perusahaan Ketapang Subur Lestari (KSL) dengan masyarakat pemilik lahan atas nama keluarga keturunan Bundruk yang meminta haknya atas lahan yang digarap KSL belum juga menemukan titik temu.
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang di laksanakan di ruang rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, terkait penyesalan lahan masyarakat oleh perusahaan, Selasa (12/3).
Ketua DPRD Barito Timur, Broelalano selaku pimpinan rapat mengatakan pihaknya secara kelembagaan menjalankan tugas untuk mengantar aspirasi masyarakat yang mengeluhkan atas lahan di wilayahnya yang diduga telah di garap perusahaan.
Lebih lanjut, Broelalano mengatakan setelah menerima laporan dari masyarakat, maka wajib bagi pihaknya untuk mempertemukan masyarakat dengan pihak perusahaan dan pemerintah, guna mencari titik temu yang baik dan tidak merugikan salah satu pihak.
“Tapi sangat disayangkan akhirnya permasalahan ini seakan gantung dan berlarut-larut, bahkan kalau tidak salah sudah enam kali melakukan RDPU, tapi tidak juga mendapatkan titik temu,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua DPRD ini berharap kalau bisa permasalahan ini jangan dibawa ke jalur hukum, tetapi bisa diselesaikan dengan baik secara kekeluargaan dan adat. “Karna ini masyarakat adat yang memiliki lahan tersebut, sebaiknya lakukanlah secara kekeluargaan agar keduanya dapat berjalan dengan baik,” pintanya
Sementara Senior Corporate Affairs Manager PT Ketapang Subur Lestari (KSL) Raden Agus mengatakan permasalahan masa lalu masih melekat dan masih diperdebatkan terkait perizinan, tentunya kami melakukan pengerjaan tidak mungkin tanpa mengantongi izin, dan adapun kewajiban pihak perusahaan kepada masyarakat kita tetap dilakukan namun ada peraturannya.
“Adapun proses ganti rugi lahan, kita melihat dari perusahaan sebelumnya PT Sendabi Indah Lestari (SIL) dan apabila ada lahan yang belum diganti rugi, mari kita uji kebenarannya di pengadilan,” tegasnya.
Dalam RDP yang dipimpin langsung Ketua DPRD Broelalano didampingi para wakil ketua serta beberapa anggota DPRD ini menghadirkan masyarakat turunan Bundruk, manajemen PT KSL dan pihak eksekutif ini meskipun tidak menghasilkan titik temu, namun tetap berjalan dengan lancar. (tin)
Discussion about this post