KALAMANTHANA, Palangka Raya – Yunita tidak pernah menyangka buah hatinya Revan (9 tahun), akan menderita penyakit yang tidak pernah ia tahu apa nama penyakitnya. Pasalnya dokter yang memeriksa anaknya, tidak tahu persis penyakit anaknya.
Saat ditemui di ruang Flamboyan RS Doris Sylvanus Palangka Raya, Senin (1/4/2019), Yunita menceritakan awalnya benjolan yang tumbuh di bagian leher anaknya hanya sebesar ujung jari kelingking.
Malah saat itu sekitar 4 tahun lalu, ketika ia membawa anaknya ke dokter di Kuala Kurun, sang dokter mengatakan anaknya hanya terkena alergi makanan saja. Setelah diberi obat, benjolan itupun hilang.
Tetapi, 3 bulan berselang, benjolan itu hari demi hari semakin membesar, sehingga akhirnya dibawa ke dokter yang berbeda dan diputuskan untuk dioperasi. Namun karena adanya pendarahan sebelum dilakukan tindakan medis, sehingga batal operasi.
Selama kurun waktu 4 tahun, Yunita tak hanya berikhtiar mengobati anaknya secara medis, tetapi juga pengobatan alternatif ditempuhnya, demi.kesembuhan buah hatinya. Namun ternyata tak juga sembuh, hingga akhirnya dibawa ke RS Kuala Kurun, sebelum dirujuk ke RS Doris Sylvanus Palangka Raya.
Sedangkan Revan, terlihat begitu tabah dan tidak tampak meringis dengan penyakit yang dideritanya. Padahal secara kasat mata saja, benjolan yang hampir sebesar kepalanya, terlihat sangat membuatnya sakit.
Ketika ditanya, apakah sakit, Revan hanya menggelengkan kepala saja. Namun saat melihat sang ibu menangis ketika bercerita kepada awak media, Revan tak kuasa menahan air mata.
Sementara itu Wadir RS Doris Sylvanus Palangka Raya, dr Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, kemungkinan Revan menderita tumor dari leher yang bisa saja dari kelenjar. Namun untuk pastinya penyakit apa yang diderita Revan, setelah nanti dilakukan ct scan dengan kontras.
“Curiganya tumor dari leher bisa asalnya kelenjar. Kita tahu setelah dilakuan ct scan dengan kontras, baru nanti bisa kelihatan. Memang kayaknya cukup berat karena 4 tahun sudah menderita, yang berawal benjolan kecil, tetapi dalam waktu cepat membesar,”ujarnya.
Diakuinya Theo, pemeriksaan ct scan dengan kontras, akan dilakukan setelah kondisi Revan cukup baik, setidaknya dua hari kedepan. Pasalnya saat masuk ke Doris dua hari lalu, Revan dalam keadaan pucat, sehingga dilakukan transfusi darah.
“Kita akan melakukan pemeriksaan penunjang lainnya. Seperti rontgen sudah.dilakukan. Apabila nantinya tidak bisa dilakukan operasi di sini, akan kita rujuk ke Banjarmasin. Makanya tadi saya sarankan kepada ibunya agar BPJS kesehatan mandiri, dialihkan saja ke penerima bantuan iuran saja, kalau orangtuanya tidak mampu,”imbuhnya. (tva)
Discussion about this post