KALAMANTHANA, Palangka Raya – Tomi Irawan Diran tak memungkiri sosok sang ayah yang merupakan mantan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Achmad Diran, sangat berperan dalam keikutsertaannya sebagai calon legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN), sehingga dirinya mendapat kepercayaan dari masyarakat Pulang Pisau dan Kapuas untuk menjadi wakil rakyat di DPRD Kalimantan Tengah.
“Tomi Irawan Diran bukan siapa-siapa. Tapi saya akan buktikan bahwa saya bukan jual nama bapak, tapi saya bisa seperti bapak,” kata Tomi di Palangka Raya, Kamis (16/5/2019).
Kendati begitu mantan Manager Kalteng Putra ini tak mau hanya mengandalkan nama besar sang ayah untuk menarik simpatik masyarakat tanpa bekerjakeras di lapangan. Ia langsung terjun di tengah-tengah masyarakat untuk mendengar aspirasi yang diinginkan masyarakat, sehingga ketika dipilih sebagai wakil rakyat bakal memenuhi agar tidak mengecewakan masyarakat yang memilihnya.
“Saya langsung turun ke daerah pemilihan di Kapuas dan Pulang Pisau. Dari situ saya melihat langsung, ternyata tidak semua jalan bagus dan di Kecamatan Sei Hanyo belum ada listrik. Inilah nanti yang akan saya perjuangkan, “ujar Tomi.
Bagi Tomi, terpenting setelah dirinya nanti resmi menjadi wakil rakyat, akan memperjuangkan masalah infrastruktur, yang dilihatnya langsung saat dirinya terjun ke tengah masyarakat. Selain akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana, yang mayoritas merupakan petani perkebunan karena sering mengeluhkan ketersediaan pupuk subsidi, harga karet dan sawit.
Satu hal lagi yang membuatnya prihatin, lantaran di salah satu desa di Dadahup, seperti desa “mati suri” karena yang tertinggal kaum hawa saja, sedangkan para suami terpaksa harus keluar dari lingkungan desanya, untuk mencari nafkah di tempat lain. Hal ini lantaran bendungan yang belum ditutup sehingga mengakibatkan banjir.
“Insya Allah saya akan memperjuangkan apa yang menjadi kendala masyarakat di sana. Seperti pupuk subsidi yang memang harus ditingkatkan, dari plasma bisa gampang jual dengan harga tinggi. Tidak seperti kemarin hanya 600 per kilo. Memang sepertinya hal yang biasa, tapi jika kita perhatikan, akhirnya.masyarakat yang kasihan, makanya salah satunya saya di sini, untuk.melihat lebih jelas, apa yang diinginkan masyarakat,”imbuhnya. (tva)
Discussion about this post