KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pasar Desa Sikui di Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, nyaris ambruk atau roboh sehingga harus dibongkar dan diganti bangunan baru. Pasar berkonstruksi kayu ini dibangun sejak 1992, saat PT Austral Byna masih aktif beroperasi.
Pantauan lapangan, hampir semua tiang penopang pasar, kecuali empat tiang besar, terlihat miring karena tiang tidak lagi tertancap ke dalam tanah. Selama 27 tahun berdiri, bangunan ini tidak pernah direhab, tetapi pedagang tetap nekat berjualan karena tidak ada alternatif lain. Pemerintah membangun pasar pada 2015, namun pedagang tak mau menempatinya.
Kepala Desa Sikui Saperani mengakui, pasar tersebut perlu segera diperbaki atau diganti dengan pasar baru. “Bangunan ini miring, jangan sampai jajtuh korban barru diganti. Kami yang harus bertanggungjawab kalau terjadi apa-apa,” ujarnya kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Menurut Saperani, para pedagang tetap berhatan berjualan di pasar lama, meski kondisinya membahayakan, karena menilai los yang ada di pasar baru tidak sesuai dengan kondisi setempat. Bahkan ada pedagang yang harus menggelar dagangan di pinggir jalan raya, karena jumlah los di pasar yang nyaris ambruk terbatas.
Saperani menambahkan, Pemdes Sikui akan mengganti bangunan baru melalui usulan dan koordinasi kepada Pemkab Barut. Jumlah pedagang yan gharus ditampung samapai 100 lebih. “Paling penting, bangunan baru disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat,” katanya.
Pembeli di Pasar Mingguan Desa Sikui bukan hanay warga setempat, tetapi dari desa tetangga seperti Desa Hajak, Desa Pandran Jari, dan Kompleks sawit kemitraan yang berada di lokasi perusahaan. “Mereka lebih memilih pasar mingguan Desa Sikui, karena lebih dekat dibanding pasar lain,” ungkap dia.(mel)
Discussion about this post