KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah masih punya ‘utang’ kepada warga Desa Nihan Hilir, Kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara. Pasalnya, sejak jembatan gantung putus pada 2009, jembatan pengganti belum dituntaskan. Sejak 2017 pembangunan jembatan baru mangkrak, karena cuma ada pondasi.
Beruntung sejak Mei 2019, Pemkab Barut membangun jembatan darurat sepanjang 72 meter dengan lebar satu meter. Tetapi fungsi fasilitas ini sangat terbatas, karena saat air sungai surut, sepeda motor tidak bisa melintas dan warga tak bisa mengangkut hasil pertanian.
Sekretaris Desa Nihan Hilir Arbino membenarkan, warga desanya sangat mengharapkan kelanjutan proyek jembatan gantung yang dikerjakan oleh Dinas PU Provinsi Kalteng, sehingga tersedia jembatan gantung permanen. “Proyek itu belum tuntas. Hal ini yang membuat mobilitas warga dari RT 3 dan 4 ke desa induk atau sebaliknya, terganggu,” kata Arbino, Kamis (4/7/2019).
Sepengetahuan Pemdes Nihan Hilir, sambung dia, pondasi jembatan gantung pengganti dibangun sejak 2017 oleh Dinas PU Kalteng. Tetapi sampai Juni 2019, tidak ada kejelasan soal kelanjutan pembangunan fasilitas umum ini. “Kami sama seklai tidak tahu, kapan proyek ini akan berlanjut,” sebut dia.
Warga yang sangat membutuhkan jembatan permanen terutama berada di RT 3 dan RT 4, berpenghuni sekitar 500 jiwa. Mereka mengangkut hasil pertanian ke desa induk melalui jembatan gantung. Anak sekolah juga mengandalkan jembatan sebagai sarana penyeberangan di atas Sungai Nihan.(mel)
Discussion about this post