KALAMANTHANA, Jakarta – Hati siapa mendengar anaknya meninggal secara tragis. Itu pula yang dialami Arsan Muhammad Djaelani. Terlebih, putranya yang anggota kepolisian itu, tewas karena peluru polisi.
Arsan adalah ayah dari Bripka Rahmat Effendy. Seperti diketahui, Rahmat tewas karena berondongan tujuh tembakan yang dilepaskan Brigadir Rangga Tianto.
Arsan tak pernah punya firasat buruk anaknya akan meninggal secara tragis. Pria Pensiunan itu mengetahui anaknya tewas ditembak saat sedang istirahat, Kamis (25/7) malam.
“Nggak ada firasat sama sekali. Hanya saja, waktu semalam magrib, saya merasa badan lemas sekali. Kayak kapas itu badan saya. Kaki nggak bisa untuk berdiri. Akhirnya saya minum obat sakit tulang sama lambung dan bisa rebahan supaya bisa pulih,” jelasnya kepada wartawan di Tapos, Depok, Jumat (26/7/2019).
Di tengah istirahat itulah, Arsan terganggu dari tidurnya. Cucunya membangunkannya dari tidur. Arsan kaget. Tapi lebih kaget lagi saat cucunya memberi tahu bahwa Rahmat meninggal dunia.
“Saya dibangunin cucu saya jam 08.30 malam (20.30 WIB). Katanya ‘pak pak bangun, ada uwak Rachmat meninggal’. Saya kaget. Akhirnya neneknya teriak histeris langsung kaget karena nggak sakit, nggak apa, jadi kaget gitu,” tandas Arsan.
Kesedihan langsung merundung keluarga Arsan. Terlebih, saat tahu, bahwa putranya jadi korban penembakan. Lebih ironis lagi karena yang menembak adalah polisi juga.
“Sedih dan terpukul sekali. Keadaannya sehat begitu, tiba-tiba meninggal. Saya merasa kehilangan,” kata Arsan.
Arsan mengatakan, anaknya itu bertugas untuk melindungi warga. Namun ironisnya, Rahmat justru malah ditembak.
“Dia itu melayani masyarakat, tapi akhirnya dia yang korban. Dia di situ juga sebagai Kapokdar, jadi merasa tanggung jawab melindungi masyarakat,” jelas Arsan.
Arsan menyebut korban adalah tulang punggung keluarga. Korban disebutnya sebagai sosok yang baik dan mau membantu sesama.
“Selama ini almarhum alhamdulillah sama saudara, kakaknya, baik sekali, sama yang susah dia juga mau membantu,” tuturnya.
Rahmat adalah anak ketiga dari 5 bersaudara. Rahmat menjadi tulang punggung keluarganya. (ik)
Discussion about this post