KALAMANTHANA, Palangka Raya – Melalui program PDI Perjuangan Peduli, Arton S Dohong mengunjungi rumah kediaman William Katoppo yang terkena musibah kebakaran beberapa hari yang lalu.
Arton S Dohong, mantan Bupati Gunung Mas yang baru saja didapuk menjadi Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Tengah, datang tak sendirian, Selasa (30/7/2019). Sejumlah fungsionaris partai ikut mendampinginya.
Menurut Arton, kunjungan ini merupakan wujud kepedulian dan empati DPD PDI Perjuangan Kalteng kepada keluarga William Katoppo. Selain aktif dalam penanggulangan persoalan HIV/AIDS, William Katoppo adalah juga fungsionaris PDI Perjuangan Kalteng.
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Arton juga menyerahkan bantuan tali asih dari pengurus DPD PDI Perjuangan Kalteng.
Rumah kediaman William Katoppo di Jalan Simpang Kelud, Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Palangka Raya, Jumat (26/7). Kebakaran terjadi sekitar pukul 07.30 WIB.
Kebakaran yang melalap satu buah permanen ini diduga berasal dari kompor gas yang sedang digunakan untuk merebus air.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul Siregar mengatakan bersadarkan pengakuan Mariana, kebakaran terjadi karena kelalaiannya. “Sekitar pukul 07.00 WIB, korban merebus air dengan mengunakan kompor gas. Kemudian, ibu Maria meninggalkan untuk menyiram tanaman di depan rumah. Karena asyik menyiram tanaman, dia lupa sedang merebus air dan baru sadar saat api telah membesar dan membakar dapur,” katanya.
Menurut Minggus (40), tetangga korban, api terlihat pertama kali dari dapur dan terus meluas ke bangunan utama rumah milik William Katopo dan Mariana Sangkai.
Akibat kejadian tersebut pemilik rumah tampak shock dan belum bisa dimintai konfirmasi.
“Tim Inafis dan Reskrim sedang mengumpulkan bukti dan saksi-saksi untuk memastikan penyebab kebakaran rumah ini. Ini tetap kita lakukan walau sudah ada pengakuan dari para penghuni rumah bahwa kebakaran terjadi karena adanya kelalaian dari pemilik rumah,” tambah Timbul Siregar.
Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 08.00 WIB. Akibat kebakaran tersebut korban mengalami kerugian Rp400 juta. (ik)