KALAMANTHANA, Surabaya – Nasib mengenaskan dialami Irwan, salah seorang korban terbakarnya Kapal Motor Santika Nusantara. Dia belum bisa pulang ke Samarinda karena tak lagi memiliki identitas. “Kabari keluarga saya bahwa saya masih hidup,” katanya memelas.
Irwan, sejatinya, sedang dalam perjalanan pulang dari Surabaya menuju Samarinda menggunakan KM Santika Nusantara. Dia bawa barang dagangannya, berupa kain yang hendak dijual lagi di Samarinda. Tapi, barang tersebut, juga barang bawaan lain dan telepon genggamnya, lenyap bersama terbakarnya KM Santika Nusantara.
Irwan termasuk salah satu dari 56 penumpang selamat yang dibawa KM Chundamani dari perairan Masalembu. Dia sampai di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (24/8/2019) sekitar pukul 17.00 WIB.
Dia tak membawa apa-apa. Bahkan, menurut pengakuannya, pakaian selembar yang dia kenakan itu pun sesungguhnya pemberian dari seorang nelayan di Masalembu, Sumenep.
Di Tanjung Perak, Irwan tak seperti korban selamat lainnya, tak dijemput keluarganya. Dia seorang diri. Tangannya pun mengalami keterbatasan fisik.
Irwan mengaku sudah berada di hotel yang telah disediakan oleh pihak kapal. Dia sudah ke sana dan didata, kemudian diberi tali asih.
“Saya dari hotel ke sini mau pulang. Saya dengar ada kapal ke Kalimantan,” katanya di Terminal Gapura Surya Nusantara Tanjung Perak.
Namun, dia tidak memiliki identitas apapun. Bahkan dari perusahaan kapal juga tidak diberi identitas bahwa dia adalah korban sehingga kesulitan tidak bisa pulang. Namanya hanya tercantum di papan nama korban.
“Saya korban kecelakaan kapal, kekurangan seperti ini. Pihak manapun tidak bisa bertanggung jawab memulangkan saya. Saya bisa pulang tetapi melalui truk, yang tanpa identitas. Yang saya khawatirkan terjadi lagi musibah ini,” paparnya.
Keluarganya di Samarinda juga saat ini tidak mengetahui keberadaanya. Saat kejadian, dia sempat menelepon, namun terputus.
“Saya hubungi mama, saya mau pulang, kapal terbakar, langsung putus komunikasi,” katanya.
Saat ini dia tidak bisa membeli tiket karena tidak memiliki identitas. Dia hanya melapor ke Basarnas di posko, bagaimana caranya bisa pulang ke Kalimantan.
“Saya minta tolong, kabari keluarga saya, agar mereka tahu sekarang saya masih hidup,” tutupnya. (ik)
Discussion about this post