KALAMANTHANA, Jakarta – Dewi Ambarwati alias Dewi Tanjung kini menghadapi serangan balik. Dia bakal dilaporkan kuasa hukum Novel Baswedan atas laporannya ke Polda Metro Jaya yang mengarah ke fitnah.
Dewi Tanjung, Rabu (6/11) melaporkan Novel dengan pasal tentang dugaan penyebaran berita bohong melalui media elektronik. Laporan polisi itu tertuang pada nomor LP/7171/XI/2019/PMJ/Dit. Krimsus. Laporan itu terkait insiden penyiraman air keras yang dialami Novel.
“Saya melaporkan Novel Baswedan terkait dengan dugaan rekayasa kasus penyiraman air keras,” katanya di Polda Metro Jaya.
Kini, bola liar sangat mungkin berbalik ke arahnya. Pasalnya, pihak Novel akan berbalik melaporkan politisi PDIP asal Bogor yang gagal dalam pencalegan kursi DPR RI pada Pemilu baru lalu itu.
“Kami akan mengambil langkah hukum, baik perdata maupun pidana, terkait dengan fitnah yang ditujukan kepada Novel Baswedan,” ujar Alghiffari Aqsa, salah satu tim advokasi Novel dalam keterangannya, Kamis (7/11/2019).
Alghiffari meminta Polda Metro Jaya tidak melanjutkan proses hukum terhadap laporan Dewi. Dia menyebut laporan Dewi itu tidak jelas karena bertentangan dengan verifikasi pemeriksaan medis maupun penyelidikan dari kepolisian.
“Laporan politisi PDIP, Dewi Tanjung yang menyebut penyerangan NB (Novel Baswedan) adalah rekayasa adalah laporan yang tidak jelas atau ngawur. Ini tindakan yang sudah mengarah pada fitnah dan merupakan tindakan di luar nalar dan rasa kemanusiaan,” kata Alghiffari.
Dia menyebutkan, kasus ini juga diselidiki Komnas HAM dan direspon oleh Presiden Jokowi dengan perintah menuntaskan pengungkapan kasus ini, meski sampai 2,5 tahun kasus ini belum berhasil diungkap.
“Secara tidak langsung pelapor sebenarnya telah menuduh bahwa kepolisian, Komnas HAM termasuk Presiden Jokowi tidak bekerja berdasarkan fakta hukum benar. Oleh karena itu, semestinya kepolisian tidak memproses laporan ini lebih lanjut,” tambahnya.
Potongan video pemberitaan NET TV yang kemudian beredar di jagad maya, diduga sebagai dasar Dewi menuding penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan, penyidik senior KPK, itu sebagai rekayasa.
Belakangan, reporter NET TV yang saat itu meliput ke Singapura, Delviana Azari, buka suara tentang kondisi Novel yang dilihatnya saat itu.
Delviana, yang saat itu langsung ke Singapura untuk membuat pemberitaan tentang kondisi dan proses perawatan Novel, memberi penjelasan. Menurutnya, kondisi mata Novel saat itu sudah tidak seperti orang normal.
“Di akun yang sempat viral itu kan mempertanyakan kondisi matanya yang katanya it looks too fine. Kalau gue boleh menceritakan apa yang gue lihat saat itu, kondisi mata dari Novel Baswedan itu, waktu sebelum berangkat beliau kan sempat diperban, nah waktu itu udah nggak diperban. Udah dilepas, tapi di sekitar jidat di sekeliling mata kayak ada oranye-oranye kayak Betadine gitu. Yang paling miris adalah kondisi bola mata kalau menurut akun itu it looks so fine, gue lihat miris bola mata yang gue lihat, yang gue rekam, mata kita beradu pandang, fokus gue ke bola matanya, bola matanya saat itu warnanya kayak kelereng kehijauan dan sama sekali tidak terlihat normal, itu menurut gue yang gue lihat,” ujar Delviana.
Delviana mengatakan video itu diambil sekitar 19 April 2017 di Singapore General Hospital. Saat itu, dia merekam Novel yang sedang dibawa menuju ambulans untuk pemeriksaan lanjutan dengan kamera ponselnya. (ik)
Discussion about this post