KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah dr. Simon Biring menegaskan, setelah pulang dari China tiga mahasiswa asal Bartim terus dipantau dan dilakukan observasi.
“Observasi yang dilakukan oleh tim dokter dari RSUD Tamiang Layang, ini akan dilakukan selama 14 hari, dan selama observasi yang bersangkutan diminta mengurangi akrifitas di luar rumah,” tegas dr. Simon Biring di Tamiang Layang, Senin (17/2/2020)
Lebih lanjut Kadiskes Simon Biring mengatakan jika selama 14 hari, para mahasiswa dari China Asal Barito Timur ini tidak menujukan adanya gejala yang mengarah pada endemik Corona, mereka akan diberikan keterangan sehat dan boleh keluar rumah.
Ditambahkan dia, ketiga mahasiswa yang menempuh pendidikan di Nanjing bukan Wuhan, yang berjarak 500 kilometer dari kawasan endemik, sehingga memang kecil kemungkinan terkena virus Corona itu.
Dikatakan dia, meskipun sebelumnya sempat dikabarkan bahwa mereka karantina di Natuna, namun kenyataannya saat semua jalur tranportasi ditutup dan mereka pulang secara pribadi melalui jalur atau land Nanjing – Bangkok menuju Jakarta kemudian Kalimantan Selatan.
Berdasarkan keterangan dari keluarga, ketiga mahasiswa asal Bartim secara swadaya bergegas pulang menghindari virus corona yang merebak, Para mahasiwa tersebut tiba dan tanggal 4 Februari 2020 tadi telah berada di kediaman.
Pihaknya melakukan pemantauan sesuai standar WHO. Para mahasiswa juga dijaga tidak boleh melakukan kontak langsung termasuk dengan keluarga dengan mengenakan masker yang dipasok dan pemeriksaan petugas setiap harinya ke rumah termasuk lingkungan.
Pada kesempatan itu dr Simon Biring mengatakan para survilance dan petugas kesehatan sejak awal memantau perkembangan karena ada warga Bartim di China. Informasi observasi ketiga mahasiswa yang sebelumnya dikabarkan dikarantina di Natuna menghindari kekhawatiran dan dampak sosial yang diterima.
Simon menyebutkan, ketiga mahasiswa itu masing – masing berasal dari wilayah Bamban Kecamatan Benua Lima, dan mengambil kuliah perdagangan yang telah hampir rampung. Satu dari Tangkan studi perawat dan Ampari Kecamatan Awang yang masih masuk kelompok bahasa.
Sebenarnya ada dua lagi warga Bartim berstatus mahasiswa. Yakni, dari Lalap Kecamatan Patengkep Tutui namun dikuliahkan oleh perusahaan yang berdomisili di Tanjung Tabalong Provinsi Kalsel. Satu orang tersebut telah pulang dan sekarang menjalani obeservasi disana.
“Bersangkutan memiliki orang tua di Bartim namun ikut dengan orang tua angkat di Tanjung sehingga menjalani observasi di Kalsel,” ucapnya.
Selain itu, satu warga Bartim lain berasal dari Betang Nalong Kecamatan Patangkep Tutui masuk dalam kelompok bahasa. Ia dikabarkan tidak dapat pulang karena keterbatasan biaya. (tin)
Discussion about this post