KALAMANTHANA, Palangka Raya – Wakil Wali Kota Palangka Raya Umi Mastikah meminta kepala sekolah dan jajaran guru seluruh sekolah untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak didiknya.
Permintaan itu disampaikan Umi menanggapi insiden yang menimpa salah satu siswa sekolah menengah pertama di Kota “Cantik” yang menjadi korban candaan teman sekelasnya.
Siswa tersebut mengalami cidera dan harus dirawat di rumah sakit lantaran cidera serius akibat benturan ke lantai kelas setelah kursi yang didudukinya ditarik salah satu rekannya dari belakang.
“Saya turut prihatin atas kejadian tersebut. Kita berharap pihak sekolah bisa meningkatkan pengawasan aktivitas anak-anak didik di lingkungan sekolah,” ujar Wakil Wali Kota akhir pekan tadi.
Umi mengatakan, insiden tersebut hendaknya menjadi pelajaran bagi seluruh pihak, baik guru maupun orangtua untuk selalu mengingatkan anak-anak agar tidak berlebihan dalam bercanda. Sebab, selain tidak bermanfaat, aktivitas demikian bisa mengancam keselamatan rekan sekelelas seperti yang terjadi dalam peristiwa itu.
“Bagusnya sekolah juga bisa memperbanyak kegiatan positif dan berdaya guna bagi anak-anak sekolah,” saran Wakil Wali Kota.
Terpisah, anggota DPRD Kota Palangka Raya Riduanto, juga menyampaikan keprihatian serupa. Menurut angggota Komisi C yang membidangi kesejahteraan rakyat ini, bermain dan bercanda merupakan hal yang biasa di dunia anak-anak. Namun, hal itu tetap harus ada batasannya, yakni tidak boleh pada aktivitas yang bisa membahayakan keselamatan rekan mainnya.
“Saya rasa, cara bermain dan bercandaan seperti ini (berbahaya) harus dihentikan,” ujar Riduanto.
Dia menambahkan, terkait insiden cideranya siswa akibat keisengan rekannya di salah satu sekolah di Palangka Raya ini, pelaku tetap harus mendapat sanksi dan peringatan kendati masih dalam kategori di bawah umur. Sanksi ini diharapkan menimbulkan efek jera sehingga peristiwa demikian tidak lagi terulang.
“Terbukti, ketika ada yang cidera, maka secara medis akan membutuhkan waktu cukup lama untuk sembuh. Di sisi lain, kemungkinan terburuknya juga bisa terjadi. Sebut saja mengalami kelumpuhan. Bila hal ini sampai terjadi, bisa saja mental anak yang menjadi korban terganggu dan berdampak bagi masa depannya,” tandasnya. (sar)
Discussion about this post