KALAMANTHANA, Muara Teweh – Banjir yang merendam berbagai wilayah di Kabupaten Barito Utara, mulai berdampak serius. Tiga orang ibu di Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru, terpaksa harus membuat perahu darurat untuk keluar dari kepungan banjir, karena selama enam hari tak mendapat bantuan apapun.
Tindakan tiga emak-emak ini diposting oleh warga bernama Taufik, Selasa (5/5/2020) sekitar pukul 14.00 WIB. Judul postingan 3 orang ibu-ibu berusaha membuat rakit bambu untuk menyeberang banjir, sudah enam hari di rumahnya kebanjiran tanpa bantuan apapun.
Saat KALAMANTHANA mengontak Ufik untuk mengetahui lebih detail tentang kesulitan dan siapa saja nama tiga ibu-ibu tersebut, diterima jawaban salah satunya bernama atau sering dipanggil Mama Okta.
Pembagian beras bagi korban banjir memang tidak bisa sempurna, karena ada saja warga yang mungkin menjadi korban, tetapi tak mendapat bantuan. Contohnya Mama Okta cs.
Padahal pada Sabtu (2/5) Pemkab Barito Utara secara resmi menyatakan menyediakan beras 100 ton bagi 50 ribu warga korban banjir. Bupati Nadalsyah menyerahkan secara simbolis bantuan beras di Muara Teweh.
Nadalsyah menyatakan bahwa bantuan sosial berupa beras diberikan kepada warga yang terkena dampak banjir di sembilan kecamatan.
Total wilayah terdampak banjir meliputi sembilan kecamatan, 10 kelurahan dan 74 desa. yang Pemkab Barut mempersiapkan 100.000 kg beras yang akan di bagikan kepada 50 ribu jiwa korban banjir.
Rincian total jumlah KK yang terkena dampak banjir di sembilan kecamatan adalah 13.874 KK. Dari jumlah tersebut tercatat penerima bantuan di Kecamatan Teweh Baru 1.460 KK.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi ketinggian air banjir masih bertahan. Artinya warga tetap harus berjibaku melawan banjir.(mel)