KALAMANTHANA, Muara Teweh – Warga Kecamatan Teweh Timur, Kabupaten Barito Utara, benar-benar menderita. Salah satu jalur utama di wilayah tersebut, dari Benangin (ibukota kecamatan) menuju ke Desa Sei Liju dan Liju rusak teramat parah.
Kerusakan ini terjadi berbulan-bulan. Warga nyaris setiap minggu memosting kerusakan jalan di media sosial, termasuk memberitahukan kepada instansi terkait. Bahkan DPRD Kalteng juga sudah turun mengecek, meski hanya sampai Simpang Km 34-Simpang Mampuak. Namun sampai hari ini belum ada tindakan apa pun.
Warga bernama Irawan yang sering melintasi jalur ini, Rabu (15/7) mengatakan, warga harus berjuang keras melewati jalan lintas dari Benangin ke arah Desa Sei Liju. Panjang ruas jalan ini sekitar sembilan km, terdapat belasan titik kerusakan.
Titik-titik kerusakan berubah menjadi kubangan lumpur, saat hujan turun. Waktu tempuh menjadi berjam-jam dari biasanya cuma sejam. “Warga sangat mengharapkan perbaikan jalan secara permanen, bukan tambal sulam, suoaya di musim hujan kerusakan jalan tidak terjadi berulang-ulang,” kata Irawan.
Seorang tenaga kesehatan yang melayani warga di desa-desa bekas wilayah trans, yakni Liju, Jamut, dan Mampuak membenarkan, bukan hanya ke Sei Liju, bahkan jalur dari Simpang Thamrin (Liju) dan Mampuak juga rusak sangat parah. Jarak dari Desa Sei Liju menuju Desa Liju sekitar sembilan km. “Di Mampuak saja ada tiga titik rusak parah,” ujar sang tenaga kesehatan.
Parahnya, warga tidak punya alternatif jalan lain, jika hendak bepergian dari Mampuak, Jamut, dan Liju menuju ke Benangin. Mereka harus berjibaku melintasi kubangan lumpur. “Kami pertanyakan, kalau perbaikan harus menunggu musim panas, kenapa Jalan Benangin-Lampeong bisa segera diperbaiki, tetapi jalur Benangin-Sei Liju-Liju-Mampuak tidak segera diperbaiki,” kata nakes tersebut kepada KALAMANTHANA, Kamis (16/7/2020) siang.(mel)
Discussion about this post