KALAMANTHANA, Sampit – Berdasarkan hasil Giat Reses sementara jajaran anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur belum lama ini, ada banyak keluhan warga masyarakat berkaitan dengan musibah banjir yang terus menerus terjadi di daerah setempat akibat hujan meskipun hanya dalam waktu sekian jam saja sehari.
Seperti yang disampaikan Riskon Fabiansyah, menurutnya curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini di kota sampit dan sekitar membuat PR lama dari pemkab Kotim kembali menjadi persoalan yang perlu segera dicarikan solusinya sehingga dapat mengurangi dampak negatif bagi aktivitas masyarakat kedepannya.
“Tentu solusinya yakni pembenahan saluran drainase dan normalisasi anak sungai dikota sampit, itu yang harus dilakukan secara berkala, kita lihat terbukti akibat curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini langsung mengakibatkan jalan poros Sudirman didekat Islamic centre nyaris terputus akibat meluapnya saluran drainase yang ada. Bahkan antrian kendaraan untuk menembus jalan poros yang tergenang air hampir sekitar 1 km, ini harus jadi perhatian serius pemerintah daerah,” ujarnya Rabu (21/10/2020).
Pria yang duduk di Komisi III dari fraksi Golkar ini juga menegaskan, apabila pemkab Kotim untuk Tahun anggaran 2021 nanti tidak segera melakukan normalisasi drainase dan anak sungai dalam kota, maka menurutnya masalah ini akan terus mengganggu aktivitas masyarakat dalam rangka menggiatkan ekonomi di kotim pasca New Normal seperti sekarang ini.
“Ini juga terjadi di fasiltas RSUD dr.Murdjani, termasuk ruangan operasi, Rontgen yang lumpuh akibat genangan air, dan hal ini bukan kali pertama terjadi, hampir setiap hujan deras areal tersebut tergenang air yang akhirnya menghambat pelayanan kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Riskon memaparkan secara idealnya sebelum gedung baru RSUD dr.Murdjani dioperasionalkan, masalah banjir di Rumah Sakit Daerah tersebut harus bisa terselesaikan. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi pelayanan kepada semua masyarakat tanpa adanya hambatan ataupun kendala lagi hanya karena curah hujan yang tinggi.
“Meskipun untuk pelayanan sudah berpindah ke gedung yang baru, tapi gedung yang lama, bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan lain, sehingga tidak terbengkalai, karena dana yang dipakai untuk membangun fasilitas tersebut adalah dana dari rakyat jadi saya harap jangan sampai jadi mubazir,” urainya.
Disisi lain dia juga menekankan agar kedepannya perlu juga pemkab Kotim melalui Bupati, mengeluarkan kebijakan untuk mengajak para RT/RW, menggalakkan kembali program Gotong Royong dalam rangka membersihkan saluran drainase dilingkungannya masing-masing. Hal ini patut dilakukan mengingat betapa pentingnya pengendalian bencana secara bersama-sama dengan warga masyarakat.
“Ini harusnya kita jadikan pelajaran, sehingga bila terjadi curah hujan yang tinggi seperti saat ini, dampak banjir bisa kita minimalisir. Karena banyak kita melihat saluran drainase yang ada kurang terawat, dan untuk itu perlu didukung oleh seluruh elemen masyarakat agar kotim bebas dari bahaya banjir,” tutupnya. (drm)