KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sekitar 200 Taman Kanak-kanak (TK), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Barito Utara, memulai proses belajar-mengajar (PBM) tatap muka, Senin (15/2/2021).
Sejak pandemi Covid-19 merebak Maret 2020, sebanyak 430 TK/PAUD, SD, dan SMP di Barito Utara melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik secara daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan).
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Barito Utara, Ardiansyah, Senin siang, mengatakan dari total 430 sekolah yang berada di bawah Disdik Barito Utara, sekitar 200 di antaranya sudah memulai PBM tatap muka pada hari ini. “Sejak 7 Januari 2021, Disdik mengajukan ke satuan tugas Covid-19 untuk mendapatkan rekomendasi PBM tatap muka. Berhubung masalah ini melibatkan lintas instansi, pelaksanaannya baru dimulai hari ini,” kata Ardiansyah kepada Kalamanthana.id.
Meski PBM tatap muka telah berjalan, satgas Covid-19 Barito Utata tetap melakukan verifikasi dan evaluasi. “Untuk sekolah di kecamatan, verifikasi dilakukan oleh satgas Covid-19 kecamatan. Khusus di Kelurahan Melayu dan Lanjas, verifikasi oleh satgas Covid-19 Barito Utara. Jika dievaluasi PBM tatap muka tak memenuhi syarat protokol kesehatan, PBM bisa dihentikan,” jelas pria yang baru seminggu dilantik sebagai kabid ini.
Salah satu dari ratusan sekolah yang memulai PBM tatap muka adalah SDN 5 Melayu, Muara Teweh. Murid di sekolah ini masuk pukul 07.00 WIB. Protokol kesehatan diterapkan secara ketat, termasuk saat orang tua mengantar dan menjemput anak. Ruangckelas diatur tak melebihi kapasitas 50 persen.
Kepala SDN 5 Melayu Kecek Eta, melalui platform WhatsApp, Senin siang, mengatakan di SDN 5 Melayu tatap muka dibagi dalam sistem kelompok. Kelompok 1 masuk Senin, lalu kelompok 2 masuk Selasa. “Kami memilih sistem kelompok, bukan shif karena harus selalu menjaga kondisi ruang kelas dan sekitarnya tetap steril,” ujar Kecek kepada Kalamanthana.id.
Para murid kelas rendah, yaitu kelas I, II, dan III di SDN 5 melayu masuk pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.15 WIB. Sedangkan murid kelas tinggi, yakni kelas IV, V, dan VI masuk pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.45 WIB.
“Guna menjaga jarak dan menghindari kontak langsung, para murid memakai masker dan pelindung muka (face shield). Sekolah menyediakan hand sanitaser dan pelindung muka bagi anak tidaj mampu. Siswa juga membawa bekal dari rumah. Tatap muka ini masih bersifat simulasi,” kata wanita asal Desa Butong ini.(mel)
Discussion about this post