KALAMANTHANA, Sampit – Suasana Musyawarah cabang, (Muscab) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diwarnai pro dan kontra, dalam hal ini ada beberapa pimpinan anak cabang melakukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Ketua DPC PKB M.Shohibul Hidayat yang akan mencalonkan diri kembali menjadi pucuk pimpinan partai.
Ketua Dewan Pengurus Syuro partai PKB Kotim H.Asri Ali di konfirmasi wartawan, setidakny ada 60 persen pengurus maupun kader tingkat ranting hingga anak cabang partai PKB yang melakukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Shohibul Hidayat dalam kurun waktu lima tahun ini.
“Mosi tidak percaya terjadi tidak hanya ditingkatkan ranting, tetapi juga terjadi pada anak cabang partai PKB terhadap kepimpinan ketua DPC PKB Shohibul Hidayat selama lima tahun, maka dari kami meminta Shohibul untuk mengundurkan diri, dari pencalonan karena kami menilai kepimpinannya dalam memajukan partai sudah gagal,” ujarnya Minggu (14/3/2021).
Disisi lain dia juga menyampaikan,kegagalan Shohibul dalam memajukan partai selama lima tahun adalah janjinya sebelum terpilih menjadi ketua pada masa lalu untuk membangun kantor PKB yang mana hingga saat ini belum juga dilakukan. Bahkan menurutnya transparansi terhadap AD/ART partai juga tidak dilaksanakan.
“Berkaitan dengan Mosi tidak percaya ini , dasarnya adalah janji untuk membangun kantor DPC PKB sendiri selama lima tahun belum terlialisasi, bahkan tidak adanya transparansi terhadap AD/ART selama ini, baik terhadap persoalan anggaran yang diberikan calon bupati yang diusung partai PKB belum lama ini, sehingga PKB diminta untuk memenangkan calon tersebut dan ini menurut kami kesalahan yang sangat fatal,” tandas Asri Ali.
Bahkan dia juga menegaskan, terkait masalah kandidat yang mau maju di Muscab PKB Kabupaten Kotim tahun 2021 ini, seluruh PAC berharap yang maju adalah benar-benar orang yang punya darah Nahdatul Ulama (NU) baik secara historis maupun secara idiologis.
“PKB harus selaras dengan NU bukan malah sebaliknya dan yang paling penting adalah orang asli daerah bukan pendatang. Partai kita ini milik NU, jadi harus bisa dekat dan bisa ta’dzim terhadap NU, bukan menjauh dari para pengurus NU, dan yang paling penting adalah orangnya harus asli daerah,” tukasnya.
Seperti yang disampaikan Pengurus PAC Kecamatan Cempaga Suparman, dia mengakui memang sejumlah PAC melakukan mosi tidak percaya sekitar 60 persen, maka dirinya berharap dewan pimpinan wilayah (DPW) Provinsi Kalimantan Tengah dan dewan pimpinan pusat (DPP) PKB untuk dapat mempertimbangkan kembali pencalonan ketua DPC PKB yang lama tersebut.
“Itu memang terjadi, dan dalam hal ini kami berharap DPW dan DPP bisa mempertimbangkan lagi pencalonan ketua DPC PKB yang lama, karena kami juga menginginkan yang menjadi ketua nanti orang asli daerah, dan ini harus jadi perhatian karena menyangkut masa depan partai PKB kedepannya,” tutupnya. (drm)
Discussion about this post