KALAMANTHANA, Muara Teweh – SDN 5 Melayu, salah satu SD favorit dan terletak di jalan utama di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, sedang jadi sasaran empuk anggota maling.
Baru saja tanggal 16 Juni 2021 pihak sekolah mengetahui enam kipas angin baru raib dari ruang guru. Barang inventaris tahun 2020 itu belum sempat dipasang di ruang kelas, karena sedang pandemi Covid-19. Maling bergerak lebih dahulu membawanya.
Eh, Rabu (23/6) malam sekitar pukul 19.00 WIB, diduga maling yang sama beroperasi lagi. Dia kembali masuk ke ruangan guru, tetapi kali ini ulahnya terekam CCTV (closed circuit television).0 Pihak sekolah pun langsung melaporkan kepada polisi.
Baca Juga: Ini Rekaman Sekilas Diduga Maling Pembobol SDN 5 Melayu
Kepala SDN 5 Melayu Kecek Eta, Kamis (24/6/2021) siang membenarkan, sekolahnya dua kali dibobol maling, 16 dan 23 Juni 2021. Pihaknya telah membuat laporan polisi.
“Tanggal 16 Juni kami baru tahu ada enam kipas angin merek Maspion hilang. Dua kipas diambil dengan kotaknya, sedangkan empat kipas dibawa dan ditinggal kotaknya. Harga satu kipas angin berkisar Rp500 ribu,” ujar Kecek.
Peristiwa Rabu malam, sambung Kecek, terbongkar karena cctv langsung terkonek dengan handphonenya. Saat berada di rumah, dia melihat di layar hp, seorang pria berbaju kaos dan memakai topi mengendap-endap ke ruang guru.
Kecek langsung mengontak penjaga sekolah dan para guru untuk bergegas ke sekolah. Pihak sekolah bersama warga sekitar sempat mengepung ruang guru dan tempat lain yang diduga jalan maling, namun sang maling berhasil kabur. “Pada peristiwa kedua ini, tak ada barang yang hilang, karena kami sengaja menumpuk kotak kosong berisi printer rusak. Barang yang masih baik dipindah ke ruang lain yang ada teralisnya,” sebut wanita asal Butong ini.
Meski tak ada barang hilang, maling tergolong lihai. Sebelum membobol jendela, maling lebih dahulu mematikan kamera cctv nomor 15. Begitu pula, ketika keluar lewat jendela lain, ia menonaktfikan kamera nomor 12.
Ulahnya terpantau kamera 8 yang berada di dalam ruang guru. “Sejak sering kemalingan di sekolah ini, kami memasang cctv disemua titik yang bisa terpantau,” ucap Kecek.
Kecek mengakui ada titik lemah terkait keamanan di SDN 5 Melayu, karena ruangan guru belum berteralis dan bagian belakang yang berdempetan dengan,rumah warga belum berpagar. “Kami usulkan pemasangan teralis dan pagar ke Dinas Pendidiikan. Respon dari kepala dinas positif setelah mengetahui kejadian dan keadaan di SDN 5 Melayu . Kami tak bisa memasang teralis dengan biaya sendiri, karena RAKS sudah berjalan. Kecuali menunggu akhir tahun, jika ada sisa dana,” tukas dia.(mel)
Discussion about this post