KALAMANTHANA, Muara Teweh – Saat pandemi Covid-19 datang dan kondisi keuangan negara goyah, anggaran lebih diarahkan ke pemulihan ekonomi nasional (PEN) dan bantuan sosial, APBD Kabupaten Barito Utara justru harus menanggung beban membayar pembiayaan proyek multiyears (tahun jamak) yang mencapai Rp175 miliar.
Proyek multiyears terdiri dari beberapa kegiatan. Pembiayaan sesuai dengan kontrak dimulai tahun 2019 dan berakhir pada tahun 2022 atau setahun sebelum masa pemerintahan periode 2018-2023 usai.
Ketika dikonfirmasi soal proyek multiyears, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Barito Utara M Iman Topik kepada Kalamanthana.id, Kamis (15/7/2021) siang mengatakan, ada lima proyek yang dibiayai dengan kontrak multiyears.
“Lima proyek fisik kontrak multiyears selama tiga tahun berjalan. Mulai Oktober 2019 sampai dengan Januari 2022,” sebut Topik.
Proyek multiyears yang keuangannya disiapkan selama empat tahun anggaran adalah:
(1).Proyek pembangunan gedung RSUD wing C dan terbuka hijau sebesar Rp 100 miliar.
(2).Rehabilitasi Mesjid Raya Airathalmustaqim senilai Rp15 miliar.
(3).Penataan Kawasan Bumi Perkemahan (Buper) Panglima Batur sebesar Rp10 miliar.
(4).Pembangunan Jembatan Tumpung Laung Montallat sebesar Rp25 miliar.
(5).Paling gres, pembangunan Jembatan Lemo sebesar Rp25 miliar.
Terpisah, sumber media ini menyebutkan, pembiayaan proyek multiyears kian membebani APBD Barito Utara tahun 2022, karena pada tahun tersebut harus membayar kontrak multiyears sebesar Rp125 miliar.
“Jelas itu harus dibayar, selain pembiayaan rutin seperti gaji, tunjangan daerah, dan lainnya. Beban APBD 2022 berat,” kata dia.(mel)
Discussion about this post