KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sektor kesehatan digembar-gemborkan sebagai prioritas di Kabupaten Barito Utara. Ironisnya di jaman milenial masih ada Puskesmas tanpa tenaga dokter di daerah ini.
Kenyataan ini terungkap saat rapat dengar pendapat (RDP) antara DPRD Barito Utara dengan Dinas Kesehatan di Muara Teweh, Senin (31/8/2021). RDP dipimpin Wakil Ketua II DPRD Barito Utara Sastra Jaya.
Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara Siswandoyo, harus menjawab pertanyaan anggota DPRD tentang beberapa hal, termasuk pemerataan pembagian tenaga kesehatan ke desa-desa.
“Tiga dari 17 puskesmas yakni Puskesmas Benangin, Puskesmas Km 52, dan Puskesmas Tumpung Laung kosong dokter,” ungkap Siswandoyo.
Bukan itu saja, salah satu puskesmas yang secara geografis mudah dijangkau, Puskesmas Kandui, Kecamatan Gunung Timang, saat ini tak punya tenaga dokter gigi.
“Kami selalu dan terus mengusulkan pengisian tenaga dokter dan tenaga kesehatan. Kami sampai mengontrak 358 tenaga kesehatan untuk mengisi kekosongan,” beber Siswandoyo.
Sedangkan untuk tenaga dokter, Dinas Kesehatan Barito Utara mengharapkan rekruitmen dari tiga sumber, yakni :
(1) CPNS.
(2) Tenaga Kontrak.
(3) Program Nusantara Sehat.
Dari program Nusantara Sehat diterima dua orang dokter yang ditempatkan di Batu Raya dan Lampeong. Program ini oleh pemerintah pusat.
Pada RDP ini Pejabat mewakili Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Barito Utara, Antoni, menyatakan sesuai analisis kebutuhan Barito Utara membutuhkan dua ribu pegawai. Untuk formasi CPNS Dinas Kesehatan tersedia tujuh formasi. “Semuanya akan mengisi di Lampeong,” sebut Antoni.
Data yang dikutip media ini dari Blog Mitra Kesehatan Masyarakat, tertera Persyaratan Puskesmas Berdasarkan PMK nomor 75 Tahun 2014, persyaratan sumber daya manusia, henis tenaga kesehatan si Puskesmas sedikitnya terdiri atas:
(1) dokter atau dokter layanan primer.
(2) dokter gigi.
(3) perawat.
(4) bidan.
(5) tenaga kesehatan masyarakat.
(6) tenaga kesehatan lingkungan;
(7) ahli teknologi laboratorium medik.
(8) tenaga gizi.
(9) tenaga kefarmasian.
Masalah kekurangan tenaga dokter merupakan masalah klasik di Barito Utara. Jika bukan Puskesmas, RSUD yang kekurangan dokter spesialis. Masalah ini belum terpecahkan sejak lama. Investasi untuk menyiapkan tenaga dokter, misalnya dari putera atau puteri warga Barito Utara nyaris tak terdengar lagi.
Harapannya semata-mata mendatangkan dokter dari luar daerah. Itu pun sering kalah dari daerah lain yang berani dan punya anggaran membayar insentif dokter lebih besar.(melkianus he)
Discussion about this post