KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak tergolong tinggi di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Anggota Komisi I DPRD Barito Utara Nety Herawati memberikan tanggapan atas masalah tersebut.
Nety politikus Partai Nasdem mengatakan, pencegahan tindak, kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan terus-menerus mengedukasi dan menyosialisasikan tentang perlindungan perempuan dan anak. Termasuk sanksi hukum yang bisa dikenakan kepada para pelaku tindak kekerasan.
“Salah satunya dengan cara memberikan pengertian kepada masyarakat untuk menghindari pernikahan dinil, menjaga jarak anak, dan memperkecil jumlah anak dalam rumah tangga, ‘ ucap Nety.
Nety memaparkan sebuah perbandingan, jika pada jaman dahulu berlaku adagium banyak anak banyak rezeki, pada saat ini justru banyak anak bisa memunculkan banyak risiko kekerasan kepada anak maupun ibunya, karena masalah ekonomi.
“Kita sudah sering melihat maraknya eksploitasi terhadap anak di bawah umur dengan mempekerjakan anak yang terbilang belum cukup umur demi memenuhi kebutuhan ekonomi, ” kata Nety
Menurut Nety, kedewasaan berpikir dan kematangan usiai saat berumah tangga akan berpengaruh secara psikologis pada masa-masa sulit seperti sekarang. Saling pengertian bisa tercipta, sehingga meminimalisir tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dia mengharapkan pemerintah bersama-sama dengan semua pemangku kepentingan, termasuk DPRD bisa memberikan penyuluhan dan pembinaan untuk kaum perempuan terutama di desa. Bentuk pembinaan ,dengan penambahan wawasan ilmu, peningkatan SDM, dan program ketrampilan.
Data lain yang dihimpun media ini, tindak pidana terhadap perempuan dan anak seperti tindak kekerasan, tindak pidana perawtubuhan atau percabikan terhadap anak di bawah umur masih tinggi di Kabupaten Barito Utara.
Pada ttahun 2020, Barito Utara mendudukitiga besar tindakvpidana terhadap perempuan dan anak di Kalteng. Sedikitnya ada 20 kasus yang ditangani aparat hukum.
Memasuki awal tahun 2022, sekitar empat atau lima perkara sudah dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Barito Utara. Terakhir ada laporan masuk dari Maranen, Kecamatan Teweh Selatan. Namun perkara terbanyak berasal dari wilayah Kecamatan Gunung Timang.
Sebelumnya, di Dinas Dalduk KB-P3A Barito Utara bekerjsama dengan Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak di aula dinas Dalduk KB P3A Barito Utara.(kh3)
Belum lama ini Dinas Dalduk KB-P3A Barito Utara bekerjasama dengan Dinas P3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah, menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Dari kegiatan seremonial semacam ini dampaknya sangat terbatas. Pemerintah perlu serius memikirkan perlindungan perempuan dan anak, termasuk menambah jumlah anggaran. dan menempatkan ahli untuk pendampingan korban. Ahli pun mesti dibiayai, bukan berharap gratisan.(MELKIANUS HE)
Discussion about this post