KALAMANTHANA, Muara Teweh -Manajemen RSUD Muara Teweh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara bergerak cepat. Dana jasa pelayanan (jaspel) tahun 2021 hak sekitar 400-an karyawan atau tenaga kesehatan susah dibayarkan Senin (28/3/2021) sore.
“Kita sudah bayar jaspel Januari – April 2021 pada tahun lalu. Sedangkan untuk periode Mei-Desember sudah juga dibayarkan hari ini,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Muara Teweh dr Tiri Maida melalui sambungan telepon dari Yogyakarta, Senin malam.
Tiur memastikan pembayaran jaspel Mei-Desember 2021 dilakukan hari ini pukul 17.00-18.00 WIB, setelah proses administrasi mulai Senin pagi di BNI Cabang Muara Teweh.
“Uang langsung dimasukkan ke rekening karyawan RSUD Muara Teweh. Jumlah penerima sekitar 400-an orang dengan total dana Rp3 miliar, ” kata Tiur.
Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan tenaga kesehatan atau nakes di RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, terpaksa gigit jari. Peluh keringatnya berbentuk jasa pelayanan (jaspel) medis tahun 2021, belum sepeser pun dibayar.
Sumber di RSUD Muara Teweh mengatakan, para nakes cuma bisa pasrah menghadapi kenyataan pahit tersebut.
“Besar dana Jaspel perbulan berkisar ratusan juta hingga miliaran rupiah. Sampai memasuki akhir Maret 2022, hak kami menerima dana Jaspel tahun 2021 belum juga terealisasi. Kami hanya bisa mengeluh, namun tak berani bicara ke luar. Jika ketahuan bakal jadi masalah besar buat kami,” ujar sumber terpercaya di RSUD Muara Teweh kepada kalamanthana.id, Senin (28/3/2022).
Menurut sumber, kewajiban mereka sudah dijalankan, sehingga kini saatnya tinggal mereka meminta dana Jaspel segera dibayarkan. “Kami terpaksa pinjam uang ke sana ke mari untuk mencukupi kebutuhan,” ungkap dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Muara Teweh, dr Tiur Maida, saat dihubungi belum bisa memberikan jawaban. “Maaf, saya lagi di luar kota, ” ucap Tiur singkat melalui pesan WhatsApp, Senin siang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, Siswandoyo, mengatakan, pencairan dana jasa pelayanan medis pihaknya masih menunggu perubahan anggaran.
“Karena perubahan penambahan postur APBD harus disesuaikan dengan pendapatan RSUD Muara Teweh,” kata Siswandoyo kepada Kalamanthana.id, Senin siang.
Sekadar informasi, ratusan tenaga kesehatan di RSUD Muara Teweh tergolong sabar, kendati hak mereka belum dipenuhi. Jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain, keterlambatan pembayaran jasa pelayanan medis bisa berujung aksi mogok kerja.(MELKIANUS HE)
Discussion about this post