KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Direktur Jenderal (Dirjen) Holtikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Prihasto Setyanto melalui Koordinator Pengawalan Ketersediaan Bahan Pokok di Kalimantan Tengah Inti Pertiwi Nashwari akan memastikan ketersediaan pangan di Pulang Pisau.
“Sebagai salah satu lumbung ketahanan pangan di Indonesia, tentunya kestabilan pangan di Pulang pisau perlu terjaga. Dan itu merupakan tugas kami dalam menjaga kestabilan dan ketersediaannya,” ucap Inti Pertiwi saat membuka pasar mitra tani di wilayah pulpis beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu Inti Pertiwi Nasheari juga memberikan apresiasi kepada Bupati Pulang Pisau Pudjrustaty Narang beserta jajaran di lingkungan pemerintah setempat atas sinegitas dan dukungan penuh atas terlaksananya Pasar Mitra Tani yang digagas pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.
Ia mengungkapkan pelaksanaan pasar mitra tani di beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, salah satunya di Pulpis adalah sebagai bentuk upaya pemerintah pusat menjembatani patani maupun produsen dalam memasarkan hasil produk kepada masyarakat atau konsumen.
“Pasar Mitra Tani dilaksanakan, selain menjembatani petani dalam memasarkan hasil produknya, juga bertujuan memperbaiki sistem tata niaga pasar yang saat ini masih rumit dan perlu perhatian serius dari Kementerian Pertanian, untuk memastikan pasokan bahan pangan di daerah-daerah aman,” katanya.
Dikatakan Inti Pertiwi Nashwari bahwa Kementan RI mengakui salah satu hal yang menyebabkan atau membuat harga pangan menjadi mahal dikarenakan rantai pasok kebutuhan bahan pangan tidak tertata dan terkelola dengan baik.
Sehingga hadirnya program pasar mitra tani menjadi solusi dan terobosan baru guna mengatasi permasahan pasokan kebutuhan bahan pangan di seluruh wilayah di Indonesia, salah satunya di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Sebagai Koordinator Pengawalan Ketersediaan Pangan Pokok Kementan di Provinsi Kalimantan Tengah, kami harus mampu mengamankan ketersediaan pangan bagi masyarakat terutama di Kalimantan Tengah. Hampir satu bulan bersama tim Kementan kami fokus mengawal ketersediaan pangan bagi 2,6 juta penduduk Kalimantan Tengah agar pasokan kebutuhan pangan masyarakat bisa terjaga,” ungkapnya.
Inti Pertiwi Nashwari yang juga menjabat sebagai Direktur Perbenihan Hortikultura Kementan tidak menampik, jika beberapa harga pangan saat ini sudah beranjak naik.
Hal ini disebabkan karena permintaan pasar cukup meningkat di bulan ramadhan.
“Fenomena ekonomi seperti ini tentunya terjadi secara natural karena adanya perubahan dari berbagai komponen dalam perputaran roda ekonomi seperti meningkatnya permintaan masyarakat,” tambahnya.
Inti Pertiwi Nashwari menjelaskan fenomena seperti ini wajar terjadi, di saat para petani atau produsen ingin menikmati sedikit kenaikan harga pada bulan ramadhan ini, tentunya tidak hanya terjadi pada ekonomi modern saat ini, tapi sudah terjadi sejak ribuan tahun silam dan akan terus terjadi selama sistem ekonomi itu berjalan.
Menurutnya, disinilah peran pemerintah perlu hadir untuk menstabilkan kembali harga di pasaran. Naik turunnya suatu harga di pasaran itu biasa terjadi. Kondisi ini adalah mekanisme pasar, dan semua itu terjadi karena adanya sebab.
Namun, yang paling penting adalah pasokan dan ketersediaan bahan pokok tidak terjadi kelangkaan. Hadirnya program Pasar Mitra Tani disinyalir mampu memutus mata rantai distribusi, karena bahan pangan yang dipasok langsung dari petani dan produsen melalui kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM).
“Bulog dan beberapa produsen lainnya juga menjual langsung produknya di Pasar Mitra Tani dengan harga sangat terjangkau dan menjamin pasokan bahan pangan dipastikan aman,” tutupnya. (Oktavianus)
Discussion about this post