KALAMANTHANA, Muara Teweh – Belum lagi masalah kekeruhan air Sungai Jabung beres, kini problema baru datang menghampiri PT Arsy Nusantara, perusahaan tambang batu bara di Desa Jangkang Baru, Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara (Barut).
Informasi yang diterima Kalamanthana, Pemdes Jangkang Baru menutup jalan hauling (jalan angkutan tambang) PT Arsy Nusantara yang melintasi antara Desa Jangkang Baru dan Jangkang Lama sejak Jumat (29/7).
Alasan Pemdes Jangkang Baru menutup jalan hauling, karena Pemdes Jangkang Baru merasa belum ada izin dari desa untuk penggunaan jalan, padahal jalan tersebut merupakan salah satu aset desa. “Lokasi yang diportal antara wilayah Desa Jangkang Lama dan Jangkang Baru,” kata sumber media ini asal Jangkang Baru, Sabtu (30/7/2022).
Baca Juga: Warga Jangkang Baru Desak DPRD Barito Utara Segera Panggil PT Arsy Nusantara untuk RDP
Kepala Eksternal PT Arsy Nusantara, Hartina, ketika dikonfirmasi Sabtu sore mengatakan, mungkin yang lebih update masalah tersebut pihak site. “Saya belum bisa kasih comment, ” jawab Hartina ramah.
Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Arsy Nusantara, Normal Manalu, saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya telah mendapatkan izin dari Pemdes Jangkang Lama dan juga dispensasi dari Pemkab Barut melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu alias PMPTSP untuk penggunaan jalan hauling tersebut.
“Kami sudah dapat izin dari Pemdes Jangkang Lama. Kami ga tahu batas antardesanya, karena itu masih masuk area Desa Jangkang Lama. Izin dispensasi kami dari Kabupaten Barut (Pemkab) sudah ada. Diportal juga ga semua, kami masih bisa jalan, ” sebut Manalu melalui percakapan aplikasi WhatsApp, Sabtu petang.
Kepala Desa Jangkang Baru, Jaliadi, dan Camat Lahei Barat, Adi Suwarman, belum menjawab konfirmasi soal pemasangan portal di jalan hauling tersebut.
Sekadar informasi, masalah pembukaan jalan hauling PT Arsy Nusantara pada April 2022 telah mengundang tanggapan keras dari masyarakat Jangkang Baru, anggota DPRD, dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barut, karena menyebabkan air Sungai Jabung keruh. Sampai akhir Juli 2022, masalah tersebut belum selesai, bahkan warga meminta pengambilan sampel air diulang. (MELKIANUS HE)
Discussion about this post