KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Dalam rangka percepatan penurunan stunting 14 persen pada tahun 2024, BKKBN RI mengkreasikan suatu program percepatan pencegahan stunting dari hulu melalui aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil).
Bupati Pulang Pisau (Pulpis) Pudjirustaty Narang bersama jajaran pejabat daerah Pulpis menyambut kedatangan Direktur Bina Ketahanan Remaja, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI) dr. Victor Palimbong bersama rombongan Pejabat BKKBN RI dan Pemprov Kalteng di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Pulpis, Jalan Panunjung Tarung, Kelurahan Pulpis, Kecamatan Kahayan Hilir.
Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI dr. Victor Palimbong mengatakan, pihaknya mengkreasikan Duta Gendre Desa, dimana dibentuk satu desa minimal sepasang Gendre sebagai agen perubahan supaya bisa menyosialisasikan bahwa penting sebelum kehamilan mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan Gizi.
“Jika calon pengantin siap dengan fisik dan mental menjalin suatu keluarga, tentu saja akan melahirkan anak-anak yang sehat. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi Kabupaten Pulang Pisau bahwa dalam pembentukan Duta Gendre telah mencapai 100 persen dan hanya tinggal Duta Gendre Kecamatan yang 1 atau 2 orang lagi, artinya Duta Gendre di Kabupaten Pulang Pisau baik Desa dan Kecamatan 100 persen, dan akan menjadi suatu percontohan di Kalteng,” jelasnya.
Dikatakan Victor, tujuan adanya Duta Gendre ini yakni selain sebagai agen perubahan dan juga berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Dan keberadaan Duta Gendre ini nantinya akan menjadi pendidik sebaya atau sebagai konseling sebaya.
Lebih lanjut, Victor mengharapkan Kabupaten Pulpis menjadi suatu role model percontohan di Provinsi Kalteng supaya bisa diikuti oleh daerah-daerah lainnya, yang pembentukan sebelum program itu dijalankan harus mempunyai wadah terlebih dahulu.
“Saya sangat menaruh harapan besar terbentuknya wadah ini, dan wadahnya ini adalah Duta Gendre Desa. Bagaimana kita melakukan suatu kegiatan, jika wadahnya ini tidak ada, dan inilah yang kita harapkan di daerah lain itu juga ada wadahnya,” papar Victor seraya mengharapkan daerah-daerah lain juga mempuntai Duta Gendre Desa dan Duta Gendre Kecamatan.
Untuk itu, lanjut Victor, kesehatan reproduksi itu sangat penting, sebab dengan mengetahui kesehatan reproduksi, maka kita bisa mencegah perkawinan dini atau seks pra nikah. Dan penyebab tertinggi stunting di Indonesia yaitu tentang perkawinan dini, seperti dicontohkan perkawinan dini tertinggi di Indonesia yakni di NTT, Aceh, dan Sulbar yang menjadi sebab tertinggi stunting.(Oktavianus)
Discussion about this post