KALAMANTHANA, Palangka Raya – Beberapa pekan ini masyarakat Kalteng dihebohkan dengan fenomena serangga yang mirip nyamuk, terjadi di Kota Palangka Raya menyita perhatian semua kalangan.
Terkait hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng menjelaskan, bahwa fenomena itu hanya serangga biasa dan bukanlah nyamuk. Serangga ini dinamakan lalat kerdil atau keluarga Chironomidae.
“Keluarga Chironomidae merupakan lalat kerdil yang non biting midges atau hama pemukiman yang tidak menggigit maupun menghisap darah,” ucap Kepala Dinkes Kalteng, Suyuti Syamsul, Selasa, (19/12/2023).
Ia menuturkan, keberadaan lalat dapat ditemukan hampir di semua tempat. Larva sebagian besar aquatik dan beberapa di bahan-bahan yang mulai membusuk, di bawah kayu atau tanah yang lembab.
“Serangga ini umumnya sebagai pemakan bangkai, dan kita pun bisa menjumpainya secara nocturnal atau pada malam hari,” tambahnya.
Baca Juga: Undang Mugopal Resmi Membuka Rakerda Kejati Kalteng Guna Evaluasi Capaian Kinerja
Suyuti menyebut, fenomena lalat kerdil ini di Kota Palangka Raya cukup tinggi diduga karena pengaruh faktor lingkungan atau cuaca, seperti hujan yang fluktuatif.
“Sehingga membuat breeding site yang baik untuk berkembangbiak serta tanah cukup lembab dan terdapat pembusukan di beberapa tempat, seperti sampah atau pun tempat lainya,” katanya.
Dirinya mengungkapkan, berdasarkan data atau catatan yang ada, keberadaan Chironomidae atau lalat kerdil di Kota Palangka Raya yang meningkat pernah terjadi pada sekitar Desember 2012 hingga awal Januari 2013 silam.
Di sisi lain sambungnya, meskipun lalat kerdil ini tidak menggigit atau menghisap darah, namun keberadaan populasi yang meningkat dapat mengganggu kenyamanan masyarakat.
Oleh karena itu, manajemen lingkungan sangat diperlukan untuk melakukan intervensi terhadap keberadaan lalat tersebut. (Mit)
Discussion about this post