KALAMANTHANA, Jakarta – Sempat viral beredar di media sosial soal bahayanya ulat asal Amerika yang telah memakan korban 16 anak di Kabupaten Pamekasan. Unggahan tersebut kemudian menyebar ke berbagai grup WhatsApp yang menghebohkan serta meresahkan warga.
Video viral itu juga dimuat ulang di beberapa media sosial, salah satunya akun TikTok milik
@omahsr12dompu yang mengklaim bahwa ulat yang tubuhnya ditutupi oleh bulu tersebut sangat mematikan.
Dalam video singkat berdurasi 14 detik itu tertulis caption himbauan kepada masyarakat Indonesia agar lebih berhati-hati jika menemukan ulat sejenis, yang sudah merenggut 16 nyawa anak-anak.
“Himbauan kepada seluruh masyarakat Indonesia kalo melihat hewan ini tolong dihindari, apa lg anak2, ini ulat dari Amerika dan nampaknya ulat ini sudah membunuh anak 16 jiwa, awalnya di kira anak burung jatuh, setelah di pegang anak itu kejang2 dan tak lama meninggal,
racunnya melebihi bisa ular.”
Video peringatan ini pun disukai lebih dari 100 orang dan juga disebar sebanyak 179 kali. Lalu, benarkah informasi video tersebut?
HASIL CEK FAKTA
Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut untuk mengetahui keaslian berita tersebut, ditemukan beberapa informasi mengenai jenis ulat bulu asal Amerika yang disebut sebagai ulat asp alias ulat kucing (Megalopyge opercualris).
Dengan penampakannya yang berbulu cukup lebat ini, membuatnya sering dikira sebagai anak kucing atau bahkan burung. Warnanya pun bermacam, seperti hijau, kuning, coklat, hingga putih keabuan.
Jenis ulat ini banyak ditemukan di wilayah Amerika Serikat, terutama di negara bagian New Jersey, Florida, hingga Texas dengan ukuran yang beragam. Ada yang berukuran 32 milimeter, ada juga yang 36 milimeter.
Namun jangan terkecoh dengan tampilannya yang terkesan menggemaskan. Ulat ini adalah jenis ulat berbulu yang paling beracun di dunia. Bulu-bulu pada ulat kucing ini memiliki rongga dengan kelenjar racun di dasarnya dan semakin dewasa ulat ini, maka semakin beracun pula sengatannya. Kalau duri tersebut menempel dan menembus jaringan kulit manusia, bisa melukai tulang kita.
Efek yang ditimbulkan pun bermacam tergantung tingkat alergi individu. Namun kebanyakan akan mengalami rasa sait terbakar pada area yang disengat. Selain itu, efek lainnya bisa berupa gatal-gatal, nyeri, sakit kepala, hingga mual.
Bahkan hanya terkena tangan sekalipun, maka rasa sakit yang dirasakan bisa sampai menjalar ke bahu dan bertahan selama 12 jam. Meski begitu, jarang ada yang berakibat fatal.
Sementara itu, berita mengenai kematian 16 korban anak-anak akibat ulat bulu ini bisa dipastikan hoaks. Hal ini dijelaskan pula lewat laman resmi Kominfo, dimana Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Kabupaten Pamekasan Kompol Andy Purnomo memastikan video viral tentang ulat Amerika di Kabupaten Pamekasan adalah hoaks dan ulat tersebut sebenarnya tidak ada di Indonesia.
Meski sebenarnya ulat bulu tersebut memang beracun, namun dikutip dari Liputan6.com menjelaskan pernyataan dari dokter hewan dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Slamet Raharja, mengatakan bahwa efek samping dari ulat tersebut tidaklah fatal. Kecuali, jika orang yang menyentuh ulat tersebut memiliki alergi yang sangat parah.
KESIMPULAN
Benar adanya informasi mengenai ulat kucing atau puss caterpillar tersebut memang masuk dalam kategori jenis ulat bulu yang beracun dan berbahaya. Sengatannya ulat asp ini mengakibatkan sensasi terbakar yang luar biasa dan lecet di sepanjang lokasi sengatan, bahkan bisa menyebabkan anafilaksis yang dapat mengancam nyawa. Namun, efek tersebut sangat jarang terjadi, kecuali bagi yang menderita reaksi ekstrem terhadap gigitan serangga.
Dikutip dari Liputan6.com, seorang ahli Entomologi dari Texas A&M AgriLife Extension Service, Molly Keck, memberikan beberapa tips untuk mengurangi rasa sakit akibat sengatan ulat tersebut yakni segera mencuci area tubuh yang terkena sengatan dengan sabun dan air.
Jika mulai terasa gatal, gunakan krim hidrokortison dan cuci dengan air untuk meredakannya. Namun jika rasanya terasa kian parah, baiknya segera minta bantuan tim medis untuk tindakan lebih lanjut.
Selebihnya, berita mengenai keberadaan hewan tersebut yang sampai ke Indonesia adalah hoaks alias tidak benar. Ulat bulu tersebut nyatanya hanya berada di beberapa kawasan negara Amerika Serikat dan tidak ada di Indonesia.
Meski begitu, jika bepergian ke kawasan Amerika Serikat, tidak ada salahnya jika masyarakat perlu waspada dengan jenis ulat bulu ini agar tidak terkena bulu racunnya.
Di samping itu, pentingnya untuk melakukan riset dan double check untuk setiap berita yang kerap muncul di beberapa akun sosial media terkini dengan melihat pada situs-situs resmi kanal berita.
Pasalnya, ditengah gempuran digitalisasi saat ini, masyarakat semakin mudah disuguhi bermacam informasi hoaks sekali pun. Jadi, lebih baik untuk bijak memilah berita yang diterima sebelum menyebarluaskan pada pihak luas.
RUJUKAN
Discussion about this post