KALAMANTHANA, Palangka Raya – Menjelang bulan Ramadan, permintaan gas LPG bersubsidi 3 kilogram di Kota Palangka Raya mengalami peningkatan signifikan. Kondisi ini memicu lonjakan harga di sejumlah wilayah, bahkan mencapai Rp40.000 per tabung di tingkat pengecer, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Merespons situasi tersebut, Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM, dan Perindustrian (DPKUKMP) bekerja sama dengan Pertamina menggelar operasi pasar LPG 3 kg di Kelurahan Langkai, Senin (17/2/2025). Sebanyak 200 tabung gas disalurkan kepada warga dalam kegiatan ini.
“Operasi ini merupakan tahap pertama di tahun 2025 dan akan dilanjutkan di lima kelurahan lainnya,” kata Kepala Bidang Perdagangan DPKUKMP, Fajar Bhakti. Wilayah berikutnya meliputi Kelurahan Panarung, Menteng, Bukit Tunggal, Pahandut, dan Kalampangan.
Fajar menjelaskan, operasi pasar bertujuan menstabilkan harga dan menjamin ketersediaan LPG 3 kg di tengah lonjakan permintaan. Pemerintah juga terus berkoordinasi dengan Pertamina untuk memperluas cakupan wilayah operasi pasar sesuai kebutuhan.
HET yang berlaku saat ini adalah Rp22.000 per tabung untuk wilayah kota dan Rp24.000 untuk Kecamatan Rakumpit. Namun, disparitas harga dengan pengecer yang menjual hingga Rp40.000 menjadi perhatian serius pemerintah dan Pertamina.
Untuk menekan lonjakan harga, sidak rutin dilakukan ke sejumlah pangkalan LPG. “Kami juga tengah mengembangkan sistem pengawasan berbasis kartu, di mana setiap KTP hanya bisa digunakan untuk membeli satu tabung per transaksi,” tambah Fajar.
Brand Manager Pertamina, Yasir Huwaydi, menyoroti tantangan pengawasan harga di tingkat pengecer. “Kami imbau masyarakat membeli di pangkalan resmi dan segera melapor jika menemukan harga yang tidak sesuai HET,” ujarnya.
Dengan upaya terpadu ini, pemerintah berharap kelangkaan dan gejolak harga LPG subsidi bisa diminimalisir menjelang hari besar keagamaan.(Mit)
Discussion about this post