KALAMANTHANA, Palangka Raya – Kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang diberlakukan pemerintah sejak Januari 2025 berdampak signifikan terhadap deflasi di Kalimantan Tengah (Kalteng). Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Agnes Widiastuti, menyampaikan bahwa penurunan indeks harga terbesar terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
“Kelompok ini mengalami penurunan indeks sebesar 11,23 persen selama Januari 2025,” ungkap Agnes dalam rilis Inflasi Januari 2025, Sabtu (22/2/2025).
Tarif listrik tercatat sebagai komoditas dengan andil deflasi tertinggi, yakni sebesar 1,52 persen. Komoditas lain yang turut menyumbang deflasi antara lain bawang merah (0,03 persen), ikan nila (0,03 persen), tomat (0,02 persen), dan ikan pada (0,02 persen).
Selain sektor kelistrikan, kelompok transportasi juga mengalami deflasi sebesar 0,31 persen, disusul oleh informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen.
Meski demikian, secara tahunan (year-on-year/y-o-y), Kalteng masih mencatatkan inflasi sebesar 0,28 persen. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,98 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,68 persen, serta perlengkapan rumah tangga 0,44 persen.
Dari empat daerah yang dipantau BPS, tiga wilayah mencatat deflasi bulanan (month-to-month/m-to-m), yakni Palangka Raya (0,89 persen), Sampit (0,74 persen), dan Sukamara (0,67 persen). Sementara Kapuas mengalami inflasi sebesar 0,11 persen.
Untuk inflasi tahunan, tiga wilayah masih mencatatkan inflasi yakni Kapuas (0,97 persen), Sukamara (0,21 persen), dan Sampit (0,18 persen). Adapun Palangka Raya mengalami deflasi tahunan sebesar 0,15 persen.(Mit)
Discussion about this post