KALAMANTHANA, Palangka Raya – Jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palangka Raya tahun 2024 mengalami penurunan drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya, Sugiyanto, menyebut penurunan ini sebagai hasil kerja bersama yang terkoordinasi.
“Penurunan ini merupakan hasil dari upaya bersama yang terkoordinasi secara massif oleh seluruh stakeholder dan masyarakat dalam mencegah terjadinya karhutla,” kata Sugiyanto dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan Konsultasi Publik Penyusunan Naskah Akademik serta Raperda Pengendalian Karhutla, di Hotel Alltrue, Selasa (15/4/2025).
Data DLH menunjukkan, luas lahan terdampak karhutla pada 2022 mencapai 30,71 hektare, melonjak tajam pada 2023 menjadi 3.892,15 hektare, namun kembali turun drastis pada 2024 menjadi hanya 26,08 hektare.
Sugiyanto mengungkapkan, pengalaman kebakaran hebat pada 2015 dan 2019 yang menghanguskan 16.289 hektare lahan menjadi pelajaran penting. “Peristiwa itu meninggalkan dampak serius berupa bencana asap yang dirasakan masyarakat. Karena itu, langkah pencegahan terus kami perkuat,” ujarnya.
Lebih lanjut, penurunan karhutla juga berkontribusi terhadap capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DLH serta peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kota Palangka Raya.
Tahun 2024, IKLH Palangka Raya tercatat sebesar 71,58 (kategori baik), naik dari 69,67 pada 2023. Peningkatan ini didukung oleh sejumlah indikator, antara lain Indeks Kualitas Air sebesar 49,17, capaian IKU sebesar 89,41, serta Indeks Kualitas Lahan sebesar 77,11.
(Mit)
Discussion about this post