KALAMANTHANA, Palangka Raya – Mangaruhi adalah tradisi budaya suku Dayak yang identik dengan teknik mencari atau menangkap ikan dengan menggunakan tangan kosong tanpa alat bantu di sebuah kolam berlumpur.
Keterampilan Tradisional Mangaruhi turut memeriahkan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) yang berlangsung sejak tanggal 17-23 Mei 2025, bertempat di Halaman Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya, Senin (19/5/2025).
Lomba mangaruhi ini diikuti oleh regu putra dan putri yang masing-masing beranggotakan dua orang, berasal dari 14 kabupaten/kota se-Kalteng.
Peserta lomba mangaruhi yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, Sukamara dan Kapuas.
Jenis ikan yang digunakan dalam lomba mangaruhi ini adalah ikan gabus (behau) dan ikan belut. Kriteria penilaian berdasarkan jumlah/banyaknya tangkapan ikan, khusus untuk ikan belut poin yang didapat akan dikalikan dua.
Ukuran kolam yang digunakan memilik lebar 6 meter dan panjang 10 m, dengan kedalaman/debit air kolam 50 cm.
Berdasarkan keputusan dewan juri, pemenang lomba mangaruhi putra yaitu:
1.Terbaik I Kabupaten Barito Utara
2.Terbaik II Kabupaten Sukamara
3.Terbaik III Kabupaten Seruyan
4.Terbaik IV Kabupaten Pulang Pisau
5.Terbaik V Kabupaten Kapuas
6.Terbaik IV Kabupaten Kotawaringin Barat
Sementara untuk kategori putri pemenangnya yaitu:
1.Terbaik I Kabupaten Murung Raya
2.Tebaik II Kabupaten Pulang Pisau
3.Terbaik III Kabupaten Katingan
4.Terbaik IV Kabupaten Barito Timur
5.Terbaik V Kabupaten Lamandau
6.Terbaik VI Kabupaten Kapuas
Lomba dibuka oleh Kepala Bidang Kesenian, Tradisi dan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng selaku Sekretaris Panitia FBIM 2025 Sussy Asty.
Ia mengatakan Festival Budaya Isen Mulang mengambil tema besar yaitu Spirit of Isen Mulang yang artinya semangat pantang menyerah, pantang mundur.
“Tujuan dilaksanakannya lomba ini adalah untuk melestarikan cara tradisional menangkap ikan. Selain itu, meskipun berkompetisi dalam lomba, diharapkan terjalin kebersamaan antarkabupaten/kota sehingga bisa menyajikan atraksi seni serta dapat melestarikan seni budaya, permainan rakyat, dan olahraga tradisional yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah,” katanya.
Juri Lomba Mangaruhi terdiri dari tiga orang, yaitu Ketua Juri Suraji, dan dua Anggota Juri yaitu Hansli dan Rudi Waluyo.
Suraji berpesan, melalui lomba mangaruhi ini peserta diharapkan dapat mengedukasi masyarakat sekitar saat kembali ke daerah masing-masing.
“Saya berpesan, jika nantinya kembali ke daerah masing-masing, seluruh peserta lomba mangaruhi dapat mengedukasi masyarakat sekitar agar tidak lagi menggunakan bahan-bahan kimiawi dan setrum saat menangkap ikan, agar di masa yang akan datang anak cucu kita tetap dapat menikmati kelestarian alam,” tambahnya. (sly)
Discussion about this post