KALAMANTHANA – Palangka Raya – Setiap pelaksanaan festival budaya tahunan yaitu Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) olahraga tradisional “Besei Kambe” selalu ikut diperlombakan.
Besei Kambe adalah olahraga tradisional, yang biasanya dilakukan peserta terdiri dua orang dalam satu kelompok dengan cara menambang, mendayung saling berlawanan arah dengan satu perahu.
Sepintas seperti tarik tambang, karena pemenangnya harus melewati tanda khusus yang sudah diberi tanda batas, biasanya dari seutas tali. Jika dalam babak pertama satu kelompok kalah, maka bertukar posisi untuk kembali saling mengalahkan.
Setiap tahun, festival ini digelar berdekatan dengan peringatan ulang tahun Provinsi Kalteng, yang bertujuan untuk menyalurkan bakat minat dan keahlian para pesertanya dalam melestarikan, mengembangkan, dan mempertunjukkan kebudayaan Dayak.
Baca Juga: Lomba Mangaruhi Meriahkan FBIM, Kategori Putra Barito Utara Juara Satu
FBIM diisi oleh berbagai jenis pertandingan dan satu diantaranya adalah Besei Kambe. Lomba ini digelar di tepian Sungai Kahayan/ Bawah Jembatan Kahayan, Selasa (20/5/2022).
Untuk perlombaan Besei Kambe tahun ini kategori putri juara I Kota Palangka Raya disusul juara II Kabupaten Kapuas dan juara III Kabupaten Lamndau.
Sedangkan untuk Besei Kambe kategori Putra dimenangkan dari Kabupaten Katingan juara I, Kabupaten Lamandau juara II, dan Kabupaten Kotawaringin Barat juara III.
Ada 11 Kabupaten yang mengikuti lomba Besei Kambe pada Kategori Putra dan Putri yakni Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Katingan, Barito Selatan.
Kabupaten Barito Utara, Murung Raya, Kotawaringin Barat, Seruyan, Lamandau, dan Kabupaten Sukamara.
Lomba dibuka oleh Plt Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Agung Catur Prabowo.
Dalam sambutannya Agung Catur Prabowo mengatakan, lomba Besei Kambe termasuk salah satu andalan dalam FBIM. Karena ciri khas lombanya yang dilakukan di sungai.
Kebetulan parade perahu hias tahun ini ditiadakan, jadi Besei Kambe menjadi salah satu agenda unggulan pada FBIM 2025.
“Ayo kita pertahankan, dan para peserta tidak hanya sekedar lomba yakni melakukan atraksi permainan tradisional yang merupakan ciri khas Kalimantan Tengah. Mudah-mudahan kedepan jadi lebih meriah lagi dan ini menjadi menarik untuk kunjungan wisatawan,” kata Agung.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Besei Kambe R. Jimmy Gara saat ditemui mengatakan, tujuan utama diadakan lomba Besei Kambe untuk melestarikan budaya di Kalimantan Tengah.
Sekaligus juga agar masyarakat khususnya pelajar mengetahui bahwa lomba tradisional Besei Kambe ini ada dan unik serta harus tetap dilestarikan agar terpelihara dari generasi ke generasi berikutnya.
“Antusias masyarakat sangat tinggi sekali, terlihat banyak yang sudah hadir untuk melihat besei kambe termasuk dari wisatawan mancanegara yang sudah mencari informasi mengenai lomba ini dan siap untuk hadir,” tandas Jimmy.
Sementara itu, Muhammad Fadli salah satu peserta kontingen dari Kabupaten Kapuas saat ditemui seusai lomba mengatakan, bahwa sudah mempersiapkan diri mengkuti lomba sejak beberapa bulan lalu.
Tak dipungkiri, ketika lomba Besei Kambe disuguhkan, maka selalu menarik perhatian ribuan warga untuk datang menyaksikan langsung. Mereka pun spontan berteriak begitu ramai memberikan dukungan bagi semua peserta. Hal ini dikarenakan, olahraga tradisional yang sarat tradisi budaya dan kearifan lokal di Kalteng ini begitu unik. Bahkan bisa jadi satu-satunya yang ada di nusantara ini. (sly)
Discussion about this post