KALAMANTHANA, Palangka Raya — Upaya Pemerintah Kota Palangka Raya dalam menurunkan angka stunting menunjukkan hasil menggembirakan. Melalui program Bapak/Ibu Asuh Cegah Stunting, prevalensi stunting berhasil ditekan menjadi 19,1 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional tahun 2024.
Program ini mengandalkan peran aktif para pejabat pemerintah sebagai orang tua asuh bagi anak-anak yang mengalami atau berisiko mengalami stunting.
Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi lintas sektor.
“Alhamdulillah, angka stunting kita sudah turun menjadi 19,1 persen. Ini adalah capaian bersama berkat keterlibatan aktif seluruh pihak dalam upaya pencegahan,” kata Zaini dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.
Pejabat Jadi Orang Tua Asuh, Pendampingan Langsung dan Tepat Sasaran
Zaini menjelaskan bahwa seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemko diwajibkan menjadi pendamping bagi anak-anak stunting atau yang berpotensi terdampak. Pendekatan ini memungkinkan pemberian nutrisi dan layanan kesehatan secara lebih terfokus dan merata.
“Tanggung jawab dibagi berdasarkan jumlah anak yang membutuhkan. Masing-masing kepala OPD diberikan daftar anak yang harus didampingi,” jelasnya.
Tidak hanya memberi instruksi, Wakil Wali Kota sendiri turut menjadi bapak asuh bagi dua anak. Nama anak asuh ditentukan oleh tim teknis dan langsung diserahkan kepada para pejabat yang siap terlibat aktif.
Model Kolaboratif Jadi Kunci, Pemko Terus Lanjutkan Program
Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa pendekatan kolaboratif yang humanis dan terstruktur mampu memberikan dampak nyata terhadap isu stunting.
Pemerintah Kota Palangka Raya menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan dan memperluas cakupan program ini demi menciptakan generasi yang lebih sehat dan kuat di masa depan. (Mit).
Discussion about this post