KALAMANTHANA, Palangka Raya – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Nyelong Inga Simon, menyebut masyarakat Dayak, khususnya mereka yang berprofesi sebagai peladang dan penambang emas tradisional kerap mendapat perlakuan tidak adil dengan alasan regulasi.
“Sangat ironis. Masyarakat kita dianggap mencuri emas dan menjadi penyebab kebakaran lahan, bahkan sampai diprotes negara tetangga. Saya tegaskan itu tidak benar!” tegas Nyelong, Senin (16/6/2025).
Menurut Nyelong, hal tersebut lantaran regulasi yang masih banyak tidak berpihak pada kearifan lokal dan masyarakat kecil. Padahal, pemerintah semestinya harus lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat lokal dalam pembangunan lima tahun ke depan, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal.
“Kesejahteraan bisa dicapai jika pembangunan berbasis pada nilai-nilai lokal. Seperti kita di Kalteng, ada filosofi Huma Betang yang harus menjadi landasan utama,” ujarnya.
Dia menyontohkan kearifan lokal masyarakat Dayak yang sampai saat ini masih sangat kuat, seperti praktik ladang berpindah.
“Bagi orang Dayak, ladang berpindah ini bukan sekadar membakar lahan, akan tetapi dilakukan dengan penuh tanggung jawab,” tegas politis PDI Perjuangan itu.
Lebih lanjut Nyelong berharap agar pemerintah dalam menerapkan regulasi maupun program pembangunan, dapat lebih memerhatikan dan menghargai kearifan lokal. (to)
Discussion about this post