KALAMANTHANA, Palangka Raya – Permainan lato-lato belakangan ini sangat digandrungi semua kalangan, baik anak-anak maupun orang dewasa ikut bermain mainan yang terbuat dari sepasang bola plastik yang terikat tali.
Tren bermain lato-lato juga rame di Kota Palangka Raya ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. “Orang tua harus mengawasi anaknya ketika bermain lato-lato, khusunya mengatur jam bermainnya,” kata anggota DPRD Palangka Raya, Susi Idawati.
Bermain lato-lato kata Susi Idawati memang berdampak positif agar anak lepas dari ketergantungan gadget, termasuk saraf motorik halus mereka. Tapi harus diperhatikan juga efek negatifnya seperti kena kepala atau kena mata yang tentu bisa menjadi luka dan trauma.
Susi pun mengapresiasi langkah dari bapak Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin yang melarang siswa atau peserta didik untuk tidak bermain lato-lato di lingkungan sekolah.
Karena selain dinilai mengganggu proses belajar mengajar, juga tentunya para peserta didik ini tidak fokus belajar, karena tujuan ke sekolah hanya untuk bermain lato – lato dan tidak belajar dengan serius.
Bahkan untuk memastikan peserta didik tidak membawa lato-lato ke sekolah, dirinya selaku anggota Komisi C yang merupakan mitra kerja dari Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, meminta pihak sekolah bisa merajia lato-lato.
Permainan yang cara mainnya dengan membenturkan dua bola plastic tersebut menurut Susi sebaiknya dimainkan di lingkungan rumah saja, jangan sampai dimainkan di tempat pelayanan umum seperti rumah sakit ataupun sekitar sekolah dan rumah ibadah, karena dapat mengganggu kenyamanan masyarakat. (bs)
Discussion about this post