KALAMANTHANA, Ngabang – Calon Tunggal Bupati Landak, Karolin Margret Natasa mengingatkan masyarakat untuk selalu mewaspadai berbagai ancaman aksi teror yang mulai marak terjadi di tengah masyarakat saat ini.
“Aksi teror itu bukan hanya berbentuk ancaman bom, namun juga aksi yang mengancam keselamatan masyarakat seperti aksi begal dan kejahatan lainnya. Ini tentu harus kita waspadai bersama, agar tidak ada korban di sekitar kita,” kata Karolin, saat menggelar kegiatan kampanye dialogis dan pengobatan massal di Desa Mentoyek, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Minggu (18/12/2016).
Dia mencontohkan beberapa ancaman teror yang terjadi baru-baru ini di NTT, dimana terjadi aksi teror yakni adanya aksi penusukan terhadap 7 anak SD. Peristiwa tersebut terjadi dimana, seorang pria berusia 32 tahun yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kelas di SD Negeri 1 Sabu Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa 13 Desember 2016 sekitar pukul 09.00 Wita.
Pria yang diketahui bekerja sebagai pedagang baju dari Bekasi ini kemudian menikam 7 orang siswa/siswi. Mayoritas anak-anak ini mengalami luka pada leher. Selain itu, ada pula luka pada pipi, lengan, daun telinga, jari, dan bibir. Usia mereka adalah 10 tahun dan 11 tahun. Tidak hanya goresan luka, peristiwa berdarah itu menimbulkan trauma psikis bagi anak-anak tersebut.
“Kemudian kejadian di pengeboman di Gereja Oikumene Samarinda. Saat itu yang menjadi korban juga anak-anak yang sedang bermain di halaman gereja, sehingga dari rangkaian kejadian tersebut, patut kita waspadai,” tuturnya.
Kemudian, di Pontianak, baru-baru ini juga dikabarkan bahwa aksi begal sedang marak terjadi di sana di mana semua itu ancaman kejahatan sedang meneror masyarakat kita.
Dia juga menyampaikan pengalaman tentang adanya konflik di Kalimantan Barat mengajarkan pentingnya arti sebuah kedamaian. “Keceriaan anak-anak ini terenggut oleh aksi teror yang mengerikan, jeritan kesakitan hingga peristiwa berdarah menorehkan trauma mendalam bagi para bocah yang tak berdosa itu. Saya yakin semua agama mengajarkan kedamaian, namun ada segelintir orang yang mengatasnamakan agama untuk kekerasan untuk tujuan tertentu,” kata Karolin.
Untuk itu, dirinya meminta agar masyarakat dapat memberikan informasi jika ada aktivitas atau orang yang mencurigakan kepada aparat penegak hukum. Selain itu, masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan berbagai informasi menyesatkan yang dapat merusak persatuan yang sudah tercipta selama ini.
“Jangan biarkan orang-orang seperti ini berkeliaran di sekitar lingkungan kita. Dengan kebersamaan dan kekompakan, pastinya hal itu bisa kita hindari,” tuturnya. (ant/akm)
Discussion about this post