KALAMANTHANA, Penajam – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menggelar rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Rakor ini dipimpin Sekretaris Daerah H. Tohar dan dihadiri Asisten II Ahmad Usman, Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Thomy Andryas serta sejumlah pejabat esselon di lingkungan Pemkab PPU, Selasa (7/2/2017) di Penajam.
Kepada KALAMANTHANA seusai rapat, Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Balikpapan Thomy Andryas mengatakan bahwa masing-masing daerah perlu untuk menjaga stabilitas harga berbagai komoditas strategis, terutama bahan pokok di wilayahnya masing-masing. Stabilitas harga itu sangat baik bila dikoordinasikan dengan meningkatkan produksi, melakukan distribusi melalui wadah TPID.
“Kebetulan TPID di Kabupaten PPU sudah terbentuk sejak tahun 2014, jadi event hari ini bagaimana caranya bisa lebih optimal maupun maksimal peran TPID di PPU dalam menjaga stabilitas harga di daerah ini,” kata Thomy.
Dari hasil rapat tersebut, menurut Thomy, dirinya mencermati ternyata Kabupaten PPU sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas harga dan menindaklanjuti bagaimana harga tidak terlalu jauh disparitasnya dari harga di tingkat pangkalan (LPG) sampai dengan level konsumen.
“Kabupaten PPU sudah melakukan distribusi beras sejahtera dengan membantu subsidi biaya ongkos angkut. Jadi yang sampai ke masyarakat itu lebih murah harganya. Hanya saja yang perlu dilakukan peningkatan kolaborasi dari masing-masing SKPD terkait,” tambahnya.
Dikatakan Thomy, ketika melihat perubahan harga dari bulan ini dibandingkan dengan bulan yang lalu dan harus dilihat dulu datanya seperti apa dan komoditas apa yang paling dominan disparitas perubahan harga sangat lebar. Itu semua harus dicermati dan TPID yang ada di PPU bisa memiliki data dan informasi.
Sementara itu Sekretaris Daerah H Tohar mengatakan perekonomian yang sesungguhnya dengan TPID PPU tidak menjadi persoalan. Sebagian besar kebutuhan pokok masyarakat Kabupaten PPU itu disuplai dari luar daerah yakni pulau Sulawesi dan Jawa dan pola transportasi menggunakan transportasi laut.
“Ini sangat tergantung dengan cuaca. Ketika cuaca ekstrim berdampak langsung dengan ketersediaan dan pastinya berdampak kepada harga. Alur distribusilah yang berdampak langsung dengan ketersediaan bahan yang lebih berkontribusi pada inflasi daerah. Kalau dari properti atau yang lain hampir tidak ada di PPU,” katanya.
Menutut Tohar hal ini bukan hanya di PPU, tetapi berlaku semua kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Kabupaten/kota di Kaltim hampir semua disuplai kebutuhan pokok dari daratan Sulawesi dan Jawa dan hanya sedikit yang bisa dihasilkan daerah sendiri. (adv/kominfo-ppu/hr)
Discussion about this post