KALAMANTHANA, Sampit – Kepercayaan sekolah-sekolah di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terhadap PLN sudah sampai di titik nadir. Alih-alih percaya pada pasokan listrik PLN, mereka memilih menggunakan genset saat ujian nasional berbasis komputer.
“Kami menggunakan genset karena pasokan listrik dari PLN belum normal, dan takut terjadi pemadaman listrik mendadak saat ujian berlangsung. Ada teknisi yang menjaga gensetnya,” kata Kepala SMAN 1 Sampit, Muhammad Darma Setiawan di Sampit, Senin (4/4/2016).
Pantauan di sekolah tersebut, genset berukuran besar digunakan memasok kebutuhan listrik untuk pelaksanaan ujian nasional. Terlihat petugas dari PLN dan Telkom berjaga untuk mengantisipasi gangguan listrik maupun jaringan internet.
Manajer PT PLN Rayon Sampit, Ginter Theo Limin mengatakan, mengatakan secara umum kondisi kelistrikan saat ini tidak begitu baik karena ada beberapa pembangkit sedang dalam pemeliharaan. PLN menyiapkan genset, terutama bagi sekolah yang belum memiliki genset.
Beberapa hari terakhir uji coba dilakukan untuk memastikan genset berfungsi dan mampu memasok daya dengan baik dan lancar. Dari tujuh sekolah di Kotawaringin Timur yang menggelar ujian nasional berbasis komputer atau computer base test (CBT), PLN membantu menyiapkan genset di tiga sekolah.
“Untuk ujian ini kami lebih mengandalkan genset. Secara keandalan, pembangkitnya lebih dekat dengan beban sehingga gagguan cukup kecil dan potensi kerawanan gangguan juga cukup kecil. Gensetnya berkapasitas 25 KVA, itu sudah cukup memenuhi daya yang dibutuhkan tiap sekolah. Kami memprioritaskan genset daripada kelistrikan,” kata Ginter.
Wakil Bupati HM Taufiq Mukri yang memantau pelaksanaan ujian nasional di beberapa sekolah, menyatakan terima kasih atas dukungan PLN dan Telkom terhadap pelaksanaan ujian nasional di daerah ini. Dia berharap ujian nasional yang dilaksanakan pada 4 hingga 12 April ini berjalan lancar.
“PLN membantu menyiapkan genset dan sekarang dipakai karena mengantisipasi listrik padam. Petugas dari Telkom juga hadir untuk mengantisipasi gangguan jaringan internet. Kami sangat berterima kasih karena semua pihak secara serius mendukung kelancaran ujian nasional dan mudahan hasilnya juga bagus,” harap Taufiq didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Suparmadi.
Data Dinas Pendidikan, ada 3.991 peserta ujian nasional SMA/MA/SMK di Kotawaringin Timur. Mereka tersebar di 50 sekolah di 17 kecamatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 43 sekolah mengikuti ujian nasional berbasis kertas, sedangkan tujuh sekolah lainnya melaksanakan ujian nasional berbasis komputer atau computer base test (CBT), yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2 Sampit, SMKN Kotabesi dan SMKN Cempaga.
Discussion about this post