KALAMANTHANA, Balikpapan – Stadion Batakan di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang disebut-sebut sebagai ‘Stamford Bridge Indonesia’, ternyata belum layak sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan Liga 1. Stadion tersebut belum lolos verifikasi.
“Stadion ini belum punya jalan akses yang layak,” kata Somad, verifikator dari PT Liga Indonesia Baru sebagai penyelenggara kompetisi profesional yang ditunjuk PSSI, di Balikpapan, Rabu (17/5/2017).
Stadion Batakan adalah nama sementara stadion yang baru dibangun di timur Kota Balikpapan tersebut dan akan menjadi kandang klub sepakbola Liga 1 Persiba Balikpapan.
Stadion ini berkapasitas 42 ribu tempat duduk dan berjarak lebih kurang 23 km utara pusat kota Balikpapan di Klandasan.
Ada 16 hal yang diverifikasi, antara lain pengelolaan stadion, sertifikasi stadion, lapangan, perawatan lapangan dan drainase, jaring gawang, bench, tunnel (lorong dari ruang ganti ke lapangan), scoring board atau papan skor.
Selain itu lampu penerangan, ruang ganti pemain dan kamar mandi, ruang wasit, ruang mess komisi pertandingan, ruang medis, sekretariat umum dan ruang kontrol, hingga media center dan ruang media.
Tim verifikator juga mengingatkan dan memastikan bahwa ketinggian rumput lapangan maksimal 3 cm. Sejumlah ruangan masih memerlukan mebel atau meja kursi yang sesuai.
Kecuali akses jalan itu, hampir sebagian besar poin verifikasi sudah memenuhi syarat, bahkan untuk level pertandingan di tingkat Asia di bawah konfederasi AFC (Asian Football Confederation).
“Kami sekalian verifikasi untuk level AFC agar tidak berulang-ulang verifikasi,” kata Somad.
Untuk menggelar pertandingan di level AFC itu, Stadion Batakan tinggal menambah 5.000 kursi di tribun barat. Untuk jadi tuan rumah Liga 1, belum ada kursi di tribun tidak apa-apa.
Lahan parkir kendaraan juga jadi sorotan karena sama seperti jalan masuk, belum selesai sepenuhnya.
Selanjutnya akan dilaporkan ke PT Liga Indonesia Baru, kemudian tinggal bagaimana pengelola menyikapi hasil verifikasi. Bila sudah dipenuhi segala yang menjadi kekurangan saat ini, tim verifikasi bisa turun lagi, bisa juga cukup menerima laporan melalui surat saja.
Selain itu, ia juga menggarisbawahi rencana alur evakuasi seandainya terjadi keadaan memaksa. Alur evakuasi itu harus dibicarakan bersama antara pengelola stadion, panitia pertandingan, dan aparat keamanan, termasuk tim rescue seperti pemadam kebakaran. Termasuk juga strategi pengamanan sejumlah titik rawan bila sudah ada penonton.
Stadion Batakan memang belum selesai sepenuhnya. Saat ini masih dalam tanggung jawab kontraktor PT Waskita Karya dan di bawah pengawasan Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan. Jadwal resmi penyelesaian proyek adalah Juni 2017.
Stadion ini ditinjau dan diverifikasi PT Liga Indonesia Baru sebab Persiba Balikpapan ingin segera menggunakannya sebagai homebase atau kandang dalam Liga 1. Kandang lama Persiba, yaitu Stadion Parikesit di Komplek Pertamina Karang Anyar, segera digusur Pertamina untuk dijadikan gudang dan bengkel dalam proyek perluasan kilang minyak.
Sementara ini Persiba bermain sebagai tim musafir, bermain kandang di Stadion Gajayana, Malang hasilnya buruk. Dari enam pertandingan Liga 1, Persiba menuai tiga kali kekalahan di Malang saat menjamu Persija (0-2), Arema (0-1), dan Sriwijaya FC (0-2), dan dua lagi di Serui versus Perseru dan di Gresik lawan Persegres. Satu-satunya hasil seri justru didapat Persiba di kandang lawan saat dijamu PS Bhayangkara di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
“Lima kali kalah di awal musim itu jadi peringatan keras karena membuka peluang degradasi,” kata Teddy Johan, pengamat sepakbola Balikpapan.
Korban kekalahan itu pun sudah jatuh. Pelatih Timo Scheunemann mundur dan tugas berat keluar zona degradasi diterima pelatih baru, Milomir Seslija yang pernah menangani Arema FC. (ik)
Discussion about this post