KALAMANTHANA, Sampit – Perayaan hari raya Idul Fitri tahun 2017, sejumlah tempat wisata di Kabupaten Kotawaringin Timur rawan dijadikan ajang pungutan liar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Aparat keamanan dan instansi teknis Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin TImur diminta sigap untuk segera mengantipasinya.
Tak tanggung-tanggung, pungutan liar yang tidak jelas pemasukan untuk retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini dipungut biaya masuk sebesar Rp 5-10 ribu per satu kendaraan roda dua dan roda empat. Padahal fasilitas tempat wisata di Kotawaringin Timur belum memadai, misalnya tempat wisata laut seperti Pantai Ujung Pandaran dan Sei Bakau.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Rimbun mengatakan pungutan-pungutan liar di objek wisata, bukan lagi rahasia umum. Setiap perayaan hari-hari besar selalu terjadi. Diduga, pungutan itu kerap melibatkan oknum instansi terkait dengan memanfaatkan warga sekitar.
“Selain masyarakat sekitar, untuk biaya retribusi masuk yang tiba-tiba tinggi ini juga diduga adalah permainan dari oknum pihak instansi terkait. Namun, mereka enggan untuk mengakuinya. Dan hal ini juga sudah bukan menjadi rahasia umum, hampir di setiap objek wisata ada punglinya,” ungkap Rimbun di Sampit.
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, penyebab terjadinya pungli di objek wisata dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya soal pengangguran dan lemahnya SDM masyarakat setempat. “Serta minimnya informasi masyarakat tentang pentingnya dunia pariwisata,” kata Rimbun.
Terutama faktor lemahnya pengetahuan masyarakat soal pariwisata, lanjut Rimbun, menyebabkan masyarakat menjadi gelap mata, dan menghalalkan segala cara untuk dapat meraup keuntungan sebesar-besarnya. Ditambah ada oknum instansi pemerintah daerah yang memfasilitasinya.
“Jika memang bupati tanggap, seharusnya sejak awal sebelum lebaran ini bupati bisa mengecek hal tersebut. Sebab, meski banyak sekarang objek-objek wisata baru bermunculan di Kotim ini, tapi kawasan Pantai Ujung Pandaran, khususnya Sungai Bakau, tetap menjadi primadona di antara objek wisata yang ada di Kotim ini,” pungkasnya.
Ia pun meminta Bupati Kotawaringin Timur untuk segera mengevaluasi kinerja Dinas Pariwisata yang dinilai tak becus dalam bekerja karena setiap tahunnya pasti banyak keluhan masyarakat yang berkunjung kedaerah pariwisata.
“Oleh karenanya sudah seharusnya bupati mengevaluasi kinerja dari Dinas Pariwisata Kotawaringin Timur. Jangan sampai hal serupa kembali terjadi di beberapa objek wisata lainnya di tahun ini ,” tutupnya. (joe)
Discussion about this post